Perjanjian gencatan senjata akan mulai berlaku pada hari Minggu, meskipun ada tentangan dari kelompok garis keras Israel
Pemerintah Israel telah mendukung perjanjian dengan Hamas, yang membuka jalan bagi gencatan senjata dan pertukaran sandera yang akan berlaku pada hari Minggu, menurut pernyataan dari kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Kabinet yang beranggotakan 33 orang menyetujui kesepakatan tersebut menyusul rekomendasi dari kabinet keamanan yang lebih kecil pada Jumat pagi. Perundingan berlangsung lebih dari tujuh jam, berlanjut hingga Jumat malam dan hingga dini hari Sabtu.
“Pemerintah telah menyetujui kerangka pengembalian para sandera. Kerangka pembebasan sandera akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari 2025. Shabbat Shalom,” Kantor Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat.
Berdasarkan kesepakatan yang ditandatangani pada hari Rabu, Israel dan kelompok militan Palestina Hamas sepakat untuk menghentikan konflik selama 15 bulan di Gaza, yang telah merenggut nyawa lebih dari 1.100 warga Israel dan 46.000 warga Palestina. Dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat, perjanjian tersebut dibagi menjadi tiga fase.
Fase pertama, yang akan dimulai pada hari Minggu dan berlangsung selama 42 hari, akan membuat Hamas membebaskan 33 sandera, termasuk anak-anak, tentara wanita, dan mereka yang terluka atau sakit. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina yang saat ini ditahan di penjara-penjara Israel dalam jumlah yang tidak ditentukan.
Perjanjian tersebut mendapat kritik dari pemerintahan Netanyahu. Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang merupakan anggota partai garis keras Kekuatan Yahudi, mengancam akan menarik faksinya dari koalisi jika kesepakatan itu berhasil. Menteri Keuangan Bezalel Smotrich dari partai Zionisme Keagamaan juga menyatakan penolakannya yang kuat.
Mahkamah Agung Israel juga dijadwalkan mendengarkan permohonan banding dari warga Israel yang menentang pembebasan tahanan Palestina. Namun, keputusan pengadilan tersebut diperkirakan tidak akan menghalangi berlakunya gencatan senjata.
Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial: