Lebanon telah menunjuk Nawaf Salam, ketua Mahkamah Internasional (ICJ), sebagai perdana menteri baru, yang menandakan perubahan penting dalam dinamika politik negara tersebut. Presiden Joseph Aoun secara resmi menunjuk Salam pada hari Senin setelah mendapatkan dukungan mayoritas di parlemen. Penunjukan Salam mengakhiri kebuntuan politik selama dua tahun yang menyebabkan Lebanon tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi di tengah gejolak ekonomi yang memburuk.

Untuk cerita lebih lanjut dari The Media Line, kunjungi temamedialine.org

Salam, seorang ahli hukum dan diplomat berusia 71 tahun, mendapat dukungan dari 84 dari 128 anggota parlemen, termasuk faksi utama Kristen dan Druze, serta anggota parlemen Muslim Sunni terkemuka. Namun, pendakiannya menghadapi perlawanan dari blok politik Syiah, terutama Hizbullah dan sekutunya, Gerakan Amal, yang tidak mendukung kandidat mana pun. Pemimpin blok parlemen Hizbullah Mohammad Raad mengkritik pencalonan Salam, dan menuduh faksi-faksi yang bersaing mendorong perpecahan nasional.

Penunjukan Salam secara luas dipandang sebagai pukulan terhadap Hizbullah, yang telah mendukung Perdana Menteri sementara Najib Mikati untuk masa jabatan berikutnya. Pergeseran ini mencerminkan meningkatnya dukungan domestik dan internasional terhadap reformasi politik di Lebanon, terutama menyusul menurunnya pengaruh Hizbullah setelah konflik tahun lalu dengan Israel dan berkurangnya pengaruh sekutunya di Suriah, Presiden Bashar Assad.

Seorang reformis dengan akar politik yang kuat

Nawaf Salam membawa karir hukum dan diplomatik yang cemerlang dalam peran barunya. Lahir pada tanggal 15 Desember 1953, dari keluarga politik terkemuka di Beirut, Salam memiliki garis keturunan termasuk pamannya Saeb Salam, yang menjabat beberapa periode sebagai perdana menteri Lebanon, dan sepupunya Tammam Salam, yang menjabat dari tahun 2014 hingga 2016.

Berprestasi secara akademis, Salam memperoleh gelar doktor dalam bidang ilmu politik dari Sciences Po di Paris, gelar LLM dari Harvard Law School, dan gelar doktor dalam bidang sejarah dari Universitas Sorbonne. Karir akademis dan hukumnya yang luas mencakup mengajar di American University of Beirut dan berpraktik hukum di Firma Hukum Takla.

Salam menjabat sebagai duta besar Lebanon untuk PBB dari tahun 2007 hingga 2017, di mana ia memimpin Dewan Keamanan PBB dan menjabat sebagai wakil presiden Majelis Umum. Masa jabatannya di PBB ditandai dengan advokasi keamanan dan stabilitas Lebanon, dukungan terhadap Pengadilan Khusus untuk Lebanon, dan sikap tegas terhadap implementasi resolusi PBB di Lebanon Selatan.

Para hakim tiba di Mahkamah Internasional pada awal sidang di mana Afrika Selatan meminta tindakan darurat baru atas serangan Israel terhadap Rafah, sebagai bagian dari kasus yang sedang berlangsung yang diajukan Afrika Selatan ke ICJ pada bulan Desember tahun lalu, Den Haag, Belanda 17 Mei , 2024. (kredit: REUTERS/YVES HERMAN)

Pada tahun 2018, Salam terpilih sebagai hakim di ICJ dan menjadi presidennya pada bulan Februari 2024—orang Lebanon pertama dan orang Arab kedua yang memegang jabatan tersebut. Kepemimpinannya di ICJ mendapat perhatian global ketika ia memimpin kasus-kasus penting, termasuk kasus genosida yang sedang berlangsung di Afrika Selatan terhadap Israel.

Tantangan politik dan sektarian ke depan

Sistem pembagian kekuasaan sektarian yang rumit di Lebanon mensyaratkan bahwa perdana menteri haruslah seorang Muslim Sunni, presiden seorang Kristen Maronit, dan ketua parlemen seorang Muslim Syiah. Latar belakang Salam yang Sunni memenuhi kriteria ini, namun kurangnya dukungan dari anggota parlemen Syiah merupakan rintangan yang harus ia atasi untuk membentuk pemerintahan yang berfungsi.

Pernyataan Raad, yang menyatakan bahwa pencalonan Salam “menabur perpecahan” dan mengungkapkan kekhawatiran tentang kepatuhan pemerintah baru terhadap kerangka pembagian kekuasaan yang diakui di Lebanon, menunjukkan ketidakpuasan Hizbullah. Karena tidak ada anggota parlemen Syiah yang mendukungnya, Salam menghadapi tugas berat untuk menyeimbangkan kepentingan sektarian sambil mendorong reformasi.

Penunjukan Salam, yang didukung oleh Presiden Aoun—seorang Kristen Maronit yang memiliki hubungan dengan negara-negara Barat dan Teluk—menandakan kemungkinan penataan kembali aliansi politik Lebanon. Pengaruh Arab Saudi sangat penting dalam mengamankan kursi kepresidenan Aoun, yang pada gilirannya memfasilitasi penunjukan Salam.


Tetap update dengan berita terbaru!

Berlangganan Buletin The Jerusalem Post


Krisis ekonomi dan agenda reformasi

Salam mewarisi negara yang sedang bergulat dengan salah satu krisis ekonomi terburuk di dunia sejak abad ke-19. Kehancuran keuangan Lebanon, yang dipicu pada tahun 2019, telah menghancurkan mata uang nasional, mendorong inflasi ke tingkat tertinggi, dan menjerumuskan jutaan orang ke dalam kemiskinan. Pelayanan publik telah runtuh, dan sektor perbankan masih lumpuh.

Donor dan lembaga keuangan internasional, termasuk Dana Moneter Internasional (IMF), telah menuntut reformasi besar-besaran untuk membuka bantuan keuangan. Reputasi Salam sebagai seorang reformis meningkatkan optimisme hati-hati bahwa ia dapat menerapkan langkah-langkah anti-korupsi dan restrukturisasi ekonomi yang penting bagi pemulihan Lebanon.

Pembentukan kabinet Salam akan menjadi hal yang penting. Dia harus mengendalikan faksi-faksi politik yang sudah mengakar untuk membentuk pemerintahan yang mampu melakukan reformasi. Kemampuannya menjembatani perpecahan antara kelompok yang berpihak pada Hizbullah dan faksi reformis akan menentukan apakah Lebanon dapat melepaskan diri dari siklus kelumpuhan politik dan kemerosotan ekonomi.





Sumber

Valentina Acca
Valentina Acca is an Entertainment Reporter at Agen BRILink dan BRI, specializing in celebrity news, films and TV Shows. She earned her degree in Journalism and Media from the University of Milan, where she honed her writing and reporting skills. Valentina has covered major entertainment events and conducted interviews with industry professionals, becoming a trusted voice in International media. Her work focuses on the intersection of pop culture and entertainment trends.