Dua warga AS telah ditangkap di Venezuela, bagian dari kelompok beranggotakan tujuh orang yang pada hari Selasa dicap oleh Presiden Nicolas Maduro sebagai “tentara bayaran” dalam penangkapan terakhir menjelang pelantikan pemimpin yang diperangi itu untuk masa jabatan baru akhir pekan ini.
Maduro mengatakan warga AS yang ditahan itu “berperingkat sangat tinggi” tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut atau bukti penangkapan tersebut.
“Baru hari ini kami menangkap tujuh tentara bayaran asing, termasuk dua tentara bayaran penting dari Amerika Serikat,” kata Maduro, yang akan menjabat untuk masa jabatan ketiga pada hari Jumat setelah pemilu Juli lalu yang menurut pihak oposisi dimenangkan dengan telak. .
Maduro mengatakan kelompok tahanan tersebut termasuk dua warga Kolombia yang menurutnya ditangkap di wilayah Venezuela yang tidak disebutkan secara spesifik, serta tiga lainnya yang berasal dari perang di Ukraina.
Baik Departemen Luar Negeri AS maupun Kementerian Luar Negeri Kolombia tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia di Venezuela telah memperingatkan adanya pintu putar bagi para tahanan, dimana penahanan baru akan dilakukan bahkan setelah tahanan yang lebih tua dibebaskan, termasuk penangkapan terhadap warga negara asing.
Pada akhir tahun 2023, pemerintah Venezuela membebaskan puluhan tahanan termasuk 10 warga Amerika setelah negosiasi berbulan-bulan antara Caracas dan Washington, sementara AS membebaskan sekutu dekat Maduro, pengusaha Kolombia Alex Saab.
Dalam sambutan yang disampaikan dari istana kepresidenan Miraflores, Maduro pada hari Selasa mengklaim bahwa pasukan keamanan pemerintahnya telah menangkap apa yang disebutnya sebagai 125 tentara bayaran asing dari 25 negara berbeda yang menurutnya telah memasuki negara Amerika Selatan tersebut “untuk melakukan terorisme terhadap rakyat Venezuela.”
Pernyataan tersebut muncul ketika kandidat presiden dari pihak oposisi, Edmundo Gonzalez, sedang melakukan tur ke wilayah tersebut dalam upaya untuk meningkatkan dukungan internasional terhadapnya. Gonzalez telah dinyatakan sebagai presiden terpilih oleh beberapa pemerintahan, termasuk Amerika Serikat.
Pada hari Senin, Presiden AS Joe Biden mengatakan Gonzalez adalah “pemenang sebenarnya” pada pemilu 28 Juli.
Meskipun otoritas pemilu yang didukung pemerintah dan pengadilan tinggi Venezuela telah memutuskan bahwa Maduro memenangkan pemilu, pemerintah belum merilis hasil pemungutan suara untuk mendukung klaim tersebut.
Namun pihak oposisi telah menerbitkan ribuan salinan pindaian tanda terima mesin pemungutan suara yang dikumpulkan para pemantau beberapa hari setelah pemungutan suara, yang mencakup lebih dari 80% suara yang diberikan dan menunjukkan kemenangan Gonzalez yang timpang.