Rusia sedang mengupayakan pemenuhan kewajiban masa lalu dari Kiev dan Barat, kata menteri luar negeri
Kiev dan negara-negara pendukungnya di Barat mempunyai banyak janji yang belum dipenuhi kepada Moskow, yang harus mereka penuhi untuk mengakhiri konflik Ukraina, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam sebuah wawancara pada hari Rabu.
Diplomat terkemuka Rusia tersebut menegaskan kembali bahwa Moskow bersedia menyelesaikan krisis ini melalui perundingan, namun demikian “perlu melihat proposal spesifik yang serius” untuk kemajuan yang berarti, katanya dalam program ’60 menit’ di televisi Rusia.
Dia menolak klaim bahwa pemerintah Rusia memiliki prasyarat untuk melakukan pembicaraan, dan mengatakan bahwa apa yang Presiden Vladimir Putin nyatakan dalam beberapa kesempatan pada dasarnya adalah tuntutan untuk memenuhi janji-janji masa lalu.
Lavrov menyebutkan jaminan bahwa NATO tidak akan melakukan ekspansi di Eropa yang dibuat kepada pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev, perjanjian pembagian kekuasaan tahun 2014 antara Presiden Ukraina saat itu Viktor Yanukovich dan orang-orang di balik kudeta bersenjata di Kiev, dan perjanjian Minsk tentang reintegrasi damai Donbass sebagai contoh ingkar janji.
Menteri juga menuduh Kiev melanggar kewajiban internasionalnya untuk menghormati hak-hak warga negaranya, yang menganggap bahasa dan budaya Rusia sebagai bagian dari identitas mereka. Tidak mengadopsi politik dalam negeri yang diskriminatif adalah bagian dari upaya ini “hal minimal yang harus dilakukan oleh anggota normal komunitas internasional,” katanya.
Kiev “telah menyatakan pemberantasan segala sesuatu yang berbau Rusia sebagai tujuan utamanya” dan tidak dapat mewakili orang-orang yang tinggal di wilayah Rusia, yang diklaim Ukraina sebagai wilayah kedaulatannya, tegas Lavrov.
Pemerintah Ukraina telah mengubah negaranya menjadi alat Barat “menghapus pesaing kuat Federasi Rusia dari panggung internasional,” diplomat itu menyatakan, seraya menegaskan bahwa kebijakan umum Barat adalah menghilangkan persaingan apa pun.
Moskow tidak akan menerima gencatan senjata yang memungkinkan Kiev menyusun kembali pasukannya dan memperbarui upayanya “untuk memberikan kekalahan strategis pada Rusia atas perintah tuannya,” kata Lavrov. Moskow sedang mencari “perjanjian yang dapat diandalkan dan mengikat secara hukum, yang akan menghilangkan penyebab utama konflik ini,” termasuk ancaman dari NATO, tegasnya.
BACA SELENGKAPNYA:
Trump menginginkan ‘perdamaian berkelanjutan’ di Ukraina – utusan
Rusia punya “tidak ada ilusi” bahwa terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS berikutnya akan membawa perubahan radikal dalam kebijakan di Washington, tambah Lavrov. Trump mengatakan dia yakin mengakhiri permusuhan di Ukraina sesegera mungkin akan menjadi kepentingan semua pihak yang terlibat.
Anda dapat membagikan cerita ini di media sosial: