Fajar di HMCS Ottawa dimulai dengan panggilan radio kelautan dari kapal perang Tiongkok.
“Kapal perang Kanada 341, Kapal Perang Kanada 341, ini Kapal Perang Angkatan Laut Tiongkok.”
Panggilan itu terdengar di seberang jembatan di dalam HMCS Ottawa, dan mendorong Komandan, Adriano Lozar, keluar dari markas Kaptennya untuk mengambil kemudi kapalnya dan merespons.
Panggilan itu datang dari Fregat Tiongkok yang dikenal sebagai Yuncheng, kapal perang tersebut telah membayangi HMCS Ottawa melalui Laut Cina Selatan selama dua hari dan terus bertambah.
Setelah jeda singkat, seruan tersebut berlanjut, “Ini adalah Kapal Perang Angkatan Laut Tiongkok… Kondisi lautnya buruk.”
HMCS Ottawa diminta untuk membagikan koordinatnya guna menjamin keselamatan kedua kapal. Ini adalah sikap yang tampaknya ramah, dan belum pernah diterima oleh awak Angkatan Laut Kanada ini sebelumnya. Staf HMCS Ottawa yakin Angkatan Laut Tiongkok mengetahui bahwa CTV News mendokumentasikan pengerahan khusus ini.
Kehadiran kapal perang Tiongkok diperkirakan akan segera terjadi. Pada hari ini, Angkatan Laut Kerajaan Kanada sedang melakukan perjalanan di sebelah barat kepulauan Spratly, tempat Tiongkok telah membangun landasan udara dan pangkalan militer yang berfungsi penuh.
Tiongkok, Taiwan, dan Vietnam semuanya mengklaim kepemilikan pulau-pulau tersebut.
HMCS Ottawa berada di Laut Cina Selatan, mengambil bagian dalam Operasi Horizon untuk mempromosikan keselamatan dan ketertiban maritim berbasis aturan. Beberapa pihak khawatir militerisasi Tiongkok di perairan ini akan memberikan pengaruh strategis bagi Beijing di wilayah tersebut.
Pensiunan Mayor Jenderal, David Fraser percaya bahwa “apa yang Tiongkok coba lakukan adalah menulis ulang peraturan, yang kemudian berdampak buruk pada kedaulatan Taiwan, kedaulatan Filipina, dan negara-negara lain di kawasan ini.”
Fraser menambahkan bahwa ia yakin kesamaan dapat ditemukan dalam aneksasi Krimea oleh Rusia pada tahun 2014, yang berujung pada invasi ke Ukraina.
“Tiongkok sedang mengamati sejauh mana mereka dapat lolos dengan menggunakan Rusia sebagai proksi,” kata Fraser, yang menambahkan bahwa “Tiongkok mempunyai hal ini. Mereka akan menunggu waktu dan kesempatan, namun cita-citanya tidak berubah. Kami (Kanada) harus menanggapinya dengan serius.”
Perairan ini memegang kunci lebih dari sekedar klaim superioritas militer, Laut Cina Selatan menampung sepertiga pelayaran global dan diyakini menyimpan lebih dari 11 miliar barel minyak yang belum dimanfaatkan jauh di bawah dasar lautnya.