Seorang tersangka imigran ilegal ditangkap di Carolina Selatan pada hari Kamis setelah para pejabat mengatakan dia membuat ancaman bom palsu saat penghentian lalu lintas yang akhirnya menyebabkan bagian Interstate 85 ditutup selama hampir lima jam.
Ahmad Jamal Khamees Alhendi, 28, dihentikan sekitar pukul 14:45 oleh polisi transportasi negara bagian karena pelat nomor di trailer traktornya hilang, menurut Departemen Keamanan Publik Carolina Selatan (SCDPS).
Saat itulah Alhendi memberi tahu petugas polisi bahwa ada alat peledak di dalam kendaraan niaga tersebut.
6 KALI ISIS MENGINSPIRASI SERANGAN TEROR DI TANAH AS
Keenam jalur I-85 kemudian ditutup karena ancaman tersebut diselidiki oleh Kantor Sheriff Greenville County, Divisi Penegakan Hukum Carolina Selatan (SLED), dan FBI.
Penutupan tersebut, yang terjadi di dekat Mile Marker 44, menyebabkan penundaan yang lama dan mengganggu lalu lintas.
Kendaraan roda 18 tersebut akhirnya dibersihkan dan seluruh jalur I-85 dibuka kembali sekitar pukul 19.40.
Alhendi muncul di pengadilan pada hari Jumat dan didakwa menyampaikan informasi palsu tentang ancaman bom, pelanggaran perdamaian yang bersifat tinggi dan buruk, dan tidak memiliki SIM.
TERSANGKA DI BALIK CYBERTRUCK YANG MELEDAK DI HOTEL TRUMP TERIDENTIFIKASI SEBAGAI TENTARA AKTIF TENTARA AS
Dia diberikan jaminan total sebesar $20.238 untuk ketiga dakwaan dan dikirim ke Pusat Penahanan Kabupaten Greenville, Fox Carolina melaporkan.
Seorang juru bicara Pusat Penahanan Kabupaten Greenville mengatakan kepada Fox News Digital bahwa Alhendi ditempatkan di tahanan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE), sebuah pemberitahuan penahanan tentang calon imigran ilegal yang dapat dikeluarkan dari negara tersebut.
KLIK DI SINI UNTUK MENDAPATKAN APLIKASI FOX NEWS
Fox News Digital telah menghubungi ICE dan FBI untuk informasi lebih lanjut tentang Alhendi.
SCDPS mengatakan bahwa traktor-trailer tersebut terdaftar di Globe Transportation di Illinois.
Juru bicara perusahaan mengonfirmasi kepada Fox News Digital bahwa Alhendi bekerja untuk Globe Transportation, namun perusahaan tersebut tidak membuat pernyataan apa pun saat itu.