Nigeria dan Tiongkok telah memperbarui perjanjian pertukaran mata uang mereka senilai 15 miliar yuan ($2 miliar), sebuah langkah yang diharapkan dapat memperkuat kerja sama dan mendorong perdagangan bilateral dan investasi antara kedua negara.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Jumat, Bank Rakyat Tiongkok (PBOC) menegaskan bahwa pengaturan tersebut akan tetap berlaku selama tiga tahun ke depan, dengan ketentuan pembaruan berdasarkan kesepakatan bersama.
“Perjanjian ini berlaku selama tiga tahun dan dapat diperbarui atas persetujuan bersama,” Bloomberg mengutip pernyataan bank tersebut.
Kesepakatan tersebut memungkinkan pertukaran langsung antara yuan Tiongkok dan naira Nigeria, sehingga tidak bergantung pada dolar AS dan mengurangi biaya transaksi dalam perdagangan antara kedua negara.
Awalnya ditandatangani pada bulan Juni 2018, fasilitas pertukaran mata uang ini diperkenalkan untuk mengatasi tantangan likuiditas bagi bisnis di kedua negara dan untuk memfasilitasi perdagangan dalam mata uang masing-masing.
Kesepakatan tersebut memungkinkan pertukaran hingga 15 miliar yuan Tiongkok (CNY) dengan 720 miliar naira Nigeria (NGN), setara dengan $2,5 miliar dengan nilai tukar NGN305 terhadap $1 pada saat itu.
Berdasarkan perjanjian tersebut, swap tersebut dirancang untuk memperlancar transaksi perdagangan dengan menghilangkan kebutuhan dolar AS sebagai mata uang perantara.
Ini menyediakan likuiditas dalam naira untuk bisnis Tiongkok yang beroperasi di Nigeria dan dalam yuan untuk perusahaan Nigeria yang berdagang di Tiongkok. Mekanisme ini bertujuan untuk memfasilitasi transaksi yang lancar, mendukung investasi bilateral, dan meningkatkan efisiensi pasar.
Pengaturan tersebut memungkinkan bank sentrals kedua negara untuk menyuntikkan likuiditas ke dalam sistem keuangan masing-masing melalui lelang dua mingguan.
Dengan melakukan hal ini, mereka mempromosikan pembelian, penjualan, dan pembelian kembali yuan dan naira untuk mendukung aktivitas perdagangan dan investasi. Perjanjian tersebut menunjukkan semakin dalamnya hubungan ekonomi antara Tiongkok dan Nigeria, dengan memprioritaskan pertukaran mata uang langsung untuk mengurangi ketergantungan pada dolar dan mendorong perdagangan lintas batas.
Nigeria tetap menjadi salah satu mitra dagang terbesar Tiongkok di Afrika, dengan volume perdagangan bilateral melebihi $22,6 miliar pada tahun 2023.
Ekspor utama dari Nigeria meliputi minyak mentah dan produk pertanian, sementara barang-barang Tiongkok mendominasi pasar Nigeria, mulai dari barang elektronik hingga bahan bangunan.
BACA JUGA:INVESTIGASI: Kontrak yang Meragukan: Bagaimana buronan pialang senjata menghasilkan jutaan dolar dari Nigeria
Pembaruan ini terjadi pada saat Nigeria berupaya menstabilkan mata uangnya, naira, yang menghadapi depresiasi signifikan menyusul liberalisasi nilai tukar pada awal tahun 2024.
Dengan meningkatkan akses terhadap yuan, pertukaran mata uang ini diharapkan dapat mengurangi tekanan pada cadangan dolar Nigeria dan meningkatkan posisi perdagangannya dengan Tiongkok.
Dukung jurnalisme integritas dan kredibilitas PREMIUM TIMES
Di Premium Times, kami sangat yakin akan pentingnya jurnalisme berkualitas tinggi. Menyadari bahwa tidak semua orang mampu berlangganan berita yang mahal, kami berdedikasi untuk menyampaikan berita yang diteliti dengan cermat, diperiksa faktanya, dan tetap dapat diakses secara bebas oleh semua orang.
Baik Anda menggunakan Premium Times untuk mendapatkan informasi terkini setiap hari, investigasi mendalam terhadap isu-isu nasional yang mendesak, atau berita-berita yang sedang tren dan menghibur, kami menghargai jumlah pembaca Anda.
Penting untuk diketahui bahwa produksi berita memerlukan biaya, dan kami bangga tidak pernah menempatkan berita kami di balik penghalang berbayar yang mahal.
Maukah Anda mempertimbangkan untuk mendukung kami dengan kontribusi sederhana setiap bulan untuk membantu menjaga komitmen kami terhadap berita yang gratis dan mudah diakses?
Berikan Kontribusi
IKLAN TEKS: Hubungi Willie – +2348098788999