Meta mengakhiri program pengecekan faktanya di AS dan menggantinya dengan sistem yang mirip dengan “Catatan Komunitas” pada X milik Elon Musk, kata induk Facebook pada hari Selasa.

Model baru ini akan memungkinkan pengguna di situs media sosial Meta, Facebook, Instagram, dan Threads untuk menyebut postingan yang berpotensi menyesatkan dan memerlukan lebih banyak konteks, daripada menempatkan tanggung jawab pada organisasi dan pakar pemeriksa fakta independen.

Juru bicara Meta mengonfirmasi kepada CBC News bahwa perubahan tersebut tidak berlaku di Kanada atau negara lain di luar AS untuk saat ini.

“Kami memulai dengan meluncurkan catatan komunitas di (AS), dan akan terus meningkatkannya sepanjang tahun sebelum memperluasnya ke negara lain,” kata juru bicara tersebut.

Chief Global Affairs Officer Meta, Joel Kaplan, menulis postingan blog yang menjelaskan perubahan tersebut.

“Para ahli, seperti orang lain, memiliki bias dan perspektif mereka sendiri. Hal ini terlihat dalam pilihan yang diambil beberapa orang mengenai apa yang harus diperiksa faktanya dan bagaimana caranya,” tulis Kaplan. “Sebuah program yang dimaksudkan untuk memberikan informasi sering kali menjadi alat untuk menyensor.”

Kaplan menambahkan bahwa upayanya selama bertahun-tahun untuk mengelola konten di seluruh platformnya telah meluas “sampai pada titik di mana kami membuat terlalu banyak kesalahan, membuat pengguna frustrasi, dan terlalu sering menghalangi kebebasan berekspresi yang ingin kami wujudkan.”

Perubahan tersebut sebagian disebabkan oleh kemenangan Trump

CEO Mark Zuckerberg mengakui bahwa perubahan tersebut sebagian dipicu oleh peristiwa politik, termasuk kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden.

“Pemilu baru-baru ini juga terasa seperti titik kritis budaya untuk sekali lagi memprioritaskan pidato,” kata Zuckerberg dalam sebuah video online.

Perusahaan tersebut mengatakan akan mulai membuat catatan komunitas secara bertahap di Amerika Serikat selama beberapa bulan ke depan dan akan meningkatkan model tersebut sepanjang tahun.

“Kami telah melihat pendekatan ini berhasil di X – di mana mereka memberdayakan komunitasnya untuk memutuskan kapan postingan berpotensi menyesatkan dan memerlukan lebih banyak konteks,” kata Kaplan dalam postingan blognya.

Meta juga akan berhenti mendemosi konten yang telah diperiksa faktanya dan menggunakan label yang memberi tahu pengguna bahwa ada informasi tambahan terkait postingan tersebut, alih-alih metode perusahaan saat ini yang menampilkan peringatan layar penuh yang harus diklik pengguna bahkan sebelum melihat postingan tersebut.

Sumber

Wisye Ananda
Wisye Ananda Patma Ariani is a skilled World News Editor with a degree in International Relations from Completed bachelor degree from UNIKA Semarang and extensive experience reporting on global affairs. With over 10 years in journalism, Wisye has covered major international events across Asia, Europe, and the Middle East. Currently with Agen BRILink dan BRI, she is dedicated to delivering accurate, insightful news and leading a team committed to impactful, globally focused storytelling.