Tahun lalu, Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan (EFCC) memecat 27 petugas karena diduga terlibat dalam kegiatan penipuan dan pelanggaran. Informasi tersebut diungkapkan Kepala Media dan Publisitas EFCC Dele Oyewale melalui akun resmi X komisi. Pemecatan tersebut mengikuti rekomendasi Komite Disiplin Staf EFCC dan disetujui oleh Ketua Eksekutif, Bapak Ola Olukoyede. Petugas yang terkena dampak dinyatakan bersalah atas berbagai pelanggaran terkait penipuan dan pelanggaran. Selanjutnya, EFCC menahan 10 petugas pada 8 Januari karena diduga mencuri barang-barang operasional yang tidak dapat mereka pertanggungjawabkan. Para petugas tersebut dituduh membobol ruang pameran EFCC dan mencuri mata uang asing dan barang-barang emas. Dalam keterangannya, Oyewale kembali menegaskan bahwa penahanan tersebut merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk memberantas praktik korupsi di dalam komisi tersebut. “Sepuluh petugas Komando Zonal Lagos saat ini ditahan sehubungan dengan penyelidikan hilangnya barang-barang operasional,” katanya.
Pengungkapan ini mengungkap paradoks yang meresahkan: anggota lembaga antikorupsi sendiri terjerat dalam praktik korupsi. Insiden-insiden seperti ini tidak hanya melemahkan kredibilitas EFCC namun juga menimbulkan kekhawatiran serius mengenai apakah orang-orang tersebut sepenuhnya memahami mandat penting organisasi tersebut. Lembaga yang bertugas memberantas korupsi tidak bisa menjadi surga bagi praktik-praktik yang diciptakan untuk memberantasnya. Untuk mengatasi masalah ini secara efektif, EFCC harus melakukan penilaian ulang yang komprehensif terhadap proses perekrutannya. Pemerintah harus mengembangkan dan menerapkan mekanisme pemeriksaan yang lebih ketat untuk memastikan bahwa hanya individu dengan integritas sempurna dan komitmen tulus terhadap misinya yang dipilih. Rekrutmen harus mengutamakan karakter, standar etika, dan menunjukkan keselarasan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi.
Yang juga penting adalah perlunya pembaruan rutin mengenai reformasi internal komisi dan tindakan yang diambil terhadap personel yang korup. Transparansi ini tidak hanya akan membangun kembali kepercayaan publik namun juga memperkuat persepsi bahwa EFCC tetap tegas dalam memerangi korupsi, baik secara eksternal maupun di dalam jajarannya sendiri. Meskipun patut dipuji bahwa EFCC telah secara terbuka mengatasi kelemahan-kelemahan internal ini, penting bagi EFCC untuk melakukan lebih dari sekadar pemecatan atau penahanan. Mereka yang dinyatakan bersalah melakukan pelanggaran harus menghadapi tuntutan hukum sepenuhnya, yang menjadi preseden jelas bahwa tidak ada seorang pun di dalam organisasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Mengambil pendekatan proaktif juga dapat mendorong para korban dari petugas EFCC yang tidak bermoral untuk menyampaikan cerita mereka, karena mengetahui bahwa keluhan mereka akan ditanggapi dengan serius dan ditangani dengan tegas. Dengan memupuk tingkat kepercayaan masyarakat, EFCC dapat memperkuat kemitraannya dengan masyarakat dalam upaya memerangi korupsi secara lebih luas.
Terlepas dari tantangan internal ini, EFCC telah membuat kemajuan signifikan dalam misinya untuk memberantas korupsi dan masih menjadi salah satu dari sedikit lembaga yang masih ditakuti oleh para aktor politik dan individu berpengaruh lainnya. Untuk mempertahankan dan memperbesar dampak ini, komisi harus terus membersihkan jajarannya secara ketat, memastikan bahwa semua personel mematuhi standar integritas dan akuntabilitas tertinggi. Transparansi dalam menangani kasus-kasus ini menunjukkan tekad kepemimpinan EFCC saat ini untuk menghadapi korupsi internal sekaligus mengungkap kerentanan sistemik dalam institusi tersebut. Namun, komisi harus bertindak lebih jauh dengan memastikan bahwa para pelanggar tidak hanya dipecat atau ditahan tetapi juga harus menjalani penyelidikan menyeluruh dan dituntut sesuai dengan hukum yang berlaku. Tindakan seperti ini akan memberikan efek jera bagi pihak lain dan menandakan komitmen teguh komisi terhadap mandatnya.
Selain itu, EFCC harus melakukan penyempurnaan komprehensif terhadap kerangka operasionalnya untuk mengatasi kerentanan sistemik dan mencegah penyimpangan di masa depan. Kerangka kerja operasional yang kuat harus memprioritaskan penguatan mekanisme pengawasan internal untuk memastikan transparansi, akuntabilitas, dan kepatuhan terhadap standar etika di seluruh organisasi. Kunci dari upaya ini adalah penyempurnaan kebijakan whistleblowing. EFCC harus menciptakan lingkungan di mana staf dan pemangku kepentingan eksternal merasa aman dan terdorong untuk melaporkan perilaku tidak etis atau pelanggaran tanpa rasa takut akan pembalasan. Hal ini dapat mencakup pembentukan saluran pelaporan yang aman dan anonim, memberikan perlindungan hukum bagi pelapor, dan memastikan bahwa semua laporan diselidiki secara menyeluruh dengan hasil yang jelas dan tepat waktu. Selain itu, penerapan audit rutin dan komprehensif terhadap operasional komisi juga merupakan hal yang penting. Audit ini harus mencakup aktivitas keuangan dan operasional, dengan fokus untuk mengidentifikasi dan mengatasi segala penyimpangan dengan segera. Tinjauan eksternal yang independen juga dapat dipertimbangkan untuk memberikan penilaian yang tidak memihak dan memperkuat kredibilitas proses audit.
Sekali lagi, menumbuhkan budaya akuntabilitas di semua tingkat EFCC juga sama pentingnya. Hal ini melibatkan penetapan tolok ukur kinerja dan etika yang jelas bagi seluruh staf, disertai dengan evaluasi berkala untuk mengukur kepatuhan. Manajemen harus memimpin dengan memberi contoh, menunjukkan komitmen teguh terhadap prinsip integritas dan transparansi. Program pelatihan mengenai etika dan prinsip-prinsip anti-korupsi harus menjadi bagian wajib dari pengembangan profesional semua personel EFCC, untuk memastikan bahwa nilai-nilai organisasi tertanam kuat dalam diri para pekerjanya. Selain itu, EFCC harus terus berinvestasi dalam memodernisasi alat dan teknologi operasionalnya untuk meningkatkan pengawasan dan mengurangi peluang korupsi. Memanfaatkan solusi digital, seperti sistem manajemen kasus yang canggih dan pelacakan aset dan bukti secara real-time, dapat meningkatkan transparansi dan mengurangi risiko salah urus atau pencurian.
EFCC memerlukan struktur yang tangguh yang tidak hanya mencegah penyimpangan namun juga memposisikan organisasi sebagai model akuntabilitas dan efisiensi. Melalui tindakan tegas dan transparan yang mengutamakan integritas dalam perekrutan dan memperkuat upaya perlindungan internal, EFCC dapat membangun kembali kredibilitasnya dan memperkuat kepercayaan publik terhadap operasinya. Masyarakat Nigeria memegang komisi dengan standar yang tinggi. Pemerintah harus memenuhi harapan-harapan ini dengan memenuhi mandatnya dan mempertahankan posisinya sebagai landasan dalam perjuangan Nigeria melawan korupsi.
BACA JUGA: EFCC memecat 27 petugas karena kegiatan penipuan dan pelanggaran