Harga dari minyak mencatat peningkatan pada hari Jumat, di pasar yang ditandai dengan rendahnya volume transaksi karena perayaan Natal. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya cadangan minyak mentah komersial di Amerika Serikat selama sepekan terakhir.

Satu barel Brent Laut Utara, yang dijadwalkan untuk pengiriman pada bulan Februari, naik 1,24%, mencapai $74,17. Sementara itu, satu barel West Texas Intermediate (WTI) untuk bulan yang sama mengalami kenaikan sebesar 1,41%, menjadi $70,60.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengumumkan pada hari Jumat bahwa cadangan minyak mentah turun 4,2 juta barel selama pekan yang berakhir 20 Desember, melebihi ekspektasi para analis.

Penurunan cadangan ini menjadi faktor penentu kenaikan harga minyak, menurut John Kilduff dari Again Capital, yang mengatakan kepada AFP bahwa penurunan ini jelas menguntungkan harga minyak mentah.

Peningkatan kapasitas operasional kilang AS yang meningkat dari 91,8% menjadi 92,5% menjadi salah satu faktor penyebab berkurangnya cadangan.

Selain itu, permintaan bensin yang tinggi terlihat selama minggu ini, yang diperkirakan disebabkan oleh perjalanan selama liburan Natal. Kilduff menyoroti bahwa perilaku pasar ini mencerminkan tren yang diharapkan sepanjang tahun ini.

Kenaikan Harga Minyak karena Penurunan Cadangan di AS

Pasar juga memperhatikan situasi di Tiongkok, di mana langkah-langkah stimulus ekonomi diumumkan pada awal minggu ini.

Para analis sedang mengevaluasi apakah langkah-langkah ini akan memberikan dampak yang diinginkan terhadap perekonomian raksasa Asia, yang dapat mempengaruhi permintaan minyak global. Ketidakpastian mengenai efektivitas kebijakan-kebijakan ini menambah unsur volatilitas pada pasar energi.

Dalam konteks ini, investor dan analis terus mencermati perkembangan di Amerika Serikat dan Tiongkok, karena kedua negara tersebut memainkan peran penting dalam dinamika pasar minyak global.

Interaksi faktor-faktor internal dan eksternal ini akan terus menjadi topik yang menarik dalam beberapa minggu mendatang, seiring dengan penyesuaian pasar terhadap fluktuasi pasokan dan permintaan.

Menjelang tahun baru, pasar minyak diperkirakan akan terus dipengaruhi oleh kombinasi faktor geopolitik dan ekonomi.

Para pelaku sektor energi perlu memperhatikan tren yang muncul dan perubahan kebijakan di negara-negara konsumen dan produsen minyak utama.

Sumber

Wisye Ananda
Wisye Ananda Patma Ariani is a skilled World News Editor with a degree in International Relations from Completed bachelor degree from UNIKA Semarang and extensive experience reporting on global affairs. With over 10 years in journalism, Wisye has covered major international events across Asia, Europe, and the Middle East. Currently with Agen BRILink dan BRI, she is dedicated to delivering accurate, insightful news and leading a team committed to impactful, globally focused storytelling.