Pulang ke rumah untuk liburan selalu terasa pahit, seperti masuk ke sitkom yang Anda sukai tetapi belum pernah Anda ikuti audisinya. Ada kekacauan hangat dari dekorasi yang tidak serasi, dengungan samar pertandingan sepak bola yang tidak ditonton siapa pun, dan kemudian ada Paman Jed. Setiap keluarga memiliki Jed. Kebetulan kami menyukai bourbon dan kehalusan politik pengeras suara.
Makan malam dimulai dengan cukup polos. Piring dibagikan, anak-anak berdebat tentang siapa yang mendapat potongan ham paling banyak, dan seseorang pasti mengeluh bahwa isiannya terasa seperti kertas dinding. Lalu Jed berdehem, suara tak menyenangkan yang membuatmu berharap berada di tempat lain—seperti kursi dokter gigi atau kotak juri.
“Jadi,” dia memulai, sambil mengaduk-aduk minumannya dengan sikap mementingkan diri sendiri seperti seorang pria yang memegang kendali. “Mari kita bicara tentang apa yang sebenarnya salah dengan negara ini.”
Waktu tidak berhenti begitu saja; ia bersembunyi di bawah meja bersama anjingnya, menunggu dampaknya. Ibu memberiku pandangan yang mengatakan, Kenapa kamu tidak menghentikannya? seolah-olah aku, seorang manusia biasa, dapat mencegah Jed menjadi Jed. Ayah menghela nafas pada kentang tumbuknya. Sepupu Becky secara naluriah meraih anggur itu.
Lalu, seperti keajaiban dari dunia kuliner, seseorang menghadirkan salad Nochebuena. Kedatangannya berupa pesta jeruk, apel, nanas, dan pecan, semuanya berkilau di bawah saus jeruk manis yang tajam. Hidangannya sangat berwarna sehingga bisa membuat kotak Crayola memerah.
“Cobalah sebelum layu,” kataku, dan tiba-tiba semua orang punya misi baru: mengisi piring mereka. Bahkan Jed.
Untuk sesaat yang membahagiakan, satu-satunya suara yang terdengar hanyalah suara renyahnya apel dan sesekali dengusan apresiasi. Jed sebenarnya terlihat berpikir, meski mungkin itu hanya air jeruk nipis yang menggugah seleranya. Tidak ada yang mengatakan sepatah kata pun. Ini adalah gencatan senjata yang ditempa dengan jeruk dan pecan.
Saat saladnya habis, Jed kembali berkonspirasi tentang bagaimana sebenarnya Partai Republik kuno membangun piramida. Tapi kami memiliki salad Nochebuena yang damai, agak sehat, sekarang sekali lagi menjadi pelanggaran.
Salad Malam Natal
Bahan-bahan
Untuk Saladnya:
- 3 apel ukuran sedang (merah atau hijau), buang bijinya dan iris tipis
- 4 buah jeruk, kupas dan belah
- 2 cangkir nanas segar, potong dadu
- 1/2 cangkir pecan, panggang dan cincang
- 1/2 cangkir kismis
Untuk balutan:
- 1/4 cangkir jus jeruk (yang terbaik adalah yang segar)
- 2 sendok makan air jeruk nipis
- 2 sendok makan minyak zaitun
- 1 sendok makan madu (atau sirup agave)
- Sejumput garam
instruksi
- Siapkan Bahan-bahannya:
- Iris tipis apel dan masukkan sedikit air jeruk nipis untuk mencegah kecoklatan.
- Kupas dan potong jeruk, buang bijinya.
- Merakit Salad:
- Dalam mangkuk atau piring besar, campurkan irisan apel, potongan jeruk, dan kubus nanas.
- Taburkan pecan panggang dan kismis di atasnya untuk menambah tekstur dan rasa.
- Membuat Sausnya:
- Dalam mangkuk kecil, kocok jus jeruk, air jeruk nipis, minyak zaitun, madu, dan sedikit garam hingga tercampur rata.
- Dandani Saladnya:
- Taburkan saus secara merata di atas salad sebelum disajikan. Aduk perlahan untuk melapisi buah.
Kiat:
- Panggang pecan sebentar dalam wajan kering untuk mendapatkan rasa yang lebih pedas dan kaya.
- Tambahkan taburan kayu manis untuk menambah sensasi.
- Sajikan dingin untuk lauk liburan atau hidangan penutup yang menyegarkan.
Stefanus Randall telah tinggal di Meksiko sejak 2018 melalui Kentucky, dan sebelumnya, Jerman. Dia adalah koki amatir yang antusias dan mengambil inspirasi dari berbagai masakan berbeda, dengan favorit termasuk Meksiko dan Mediterania. Resepnya juga dapat ditemukan di YouTube.