Forum Masyarakat Gongola, sebuah gerakan sosio-kultural dari kelompok etnis di dalam dan sekitar Negara Bagian Adamawa, telah meresmikan Dewan Tetua yang beranggotakan 34 orang.
Forum tersebut, yang diluncurkan tahun lalu dan semakin terkenal di sebagian besar wilayah Timur Laut, secara umum bertujuan untuk menggalang dukungan masyarakat di Negara Bagian Gongola lama, yang sekarang menjadi negara bagian Adamawa dan Taraba.
Dewan Tetua, yang diresmikan di Yola pada hari Sabtu, terdiri dari tokoh-tokoh terkemuka yang ditugaskan sebagai wadah pemikir forum tersebut.
Anggota Dewan Tetua antara lain mantan Gubernur Negara Bagian Adamawa, Bala Ngilari, purnawirawan Jenderal Bitrus Kwaji, Hajiya Zainab Maina, Ibu Titi Malik, Jenderal Haldu Anthony Hananiya (purn), Kolonel Andrawus Sawa (purn), Bapak Benson Atanga, dan Bapak Caleb Tabwasah.
Yang lainnya adalah Ketua Joel Hammajoda Madaki, Mr Festus Donato, Mr Maliki Daniel, Musa Jekeko, Lawrence Ngbale, Chief Medan, Prof Istifanus Zabadi, Alhaji Kasheem Njidda, Mr Polycarp Kaigama Sopkonso, Martins Babale, Gubernur Ahmadu Umaru Fintiri, Senator Amos K. Yohanna, dan Engr Babachir Lawal.
Markus Gundiri, DIG Philemon Leha (purn), Senator Ishaku Abbo, Engr Yusuf Audu, Hakim Agung Bemare Bansi (purn), Jenderal Lawrence Ngubane (purn), mantan Gubernur Umaru Jibrilla Bindow, Ketua David Barau, Senator Binos D. Yaroe, dan Ketua Dan Leonard Nzadon juga anggota.
Saat melantik Dewan Tetua, Ketua Nasional forum tersebut, Markus Gundiri, mengatakan mereka diseleksi dengan cermat, dan setiap daerah pemerintahan daerah di Negara Bagian Adamawa terwakili secara merata.
“Hari ini, saat kita bertemu untuk meresmikan Dewan Sesepuh, kita mengingat legenda seperti Mallam Yerima Balla, Jonah Asadugu, Philip Maken, Gayus Gilama, Abubakar Barde, Duta Besar Wilberforce Bafte Juta, Dr Bala Takaya, Senator Paul Wampana, dan lain-lain, yang harus tersenyum hari ini ketika mereka melihat terobosan yang telah kita buat dalam perjuangan lama kita untuk menentukan nasib sendiri,” kata Gundiri.
Jenderal Halidu Anthony Hananiya (purn), yang ditunjuk sebagai pemimpin nasional forum tersebut, mengaku senang dengan kegiatan organisasi sosial budaya tersebut, dan menambahkan bahwa pelantikan mereka merupakan panggilan untuk bertugas.