Di panggung mode internasional, London selalu memiliki reputasi sebagai kota yang lebih memberontak dan terarah dibandingkan New York, Milan, dan Paris. Peragaan busananya mungkin tidak memiliki anggaran yang sama dengan rumah mode besar, namun para desainer yang berbasis di London selalu menghadirkan kesan ceria dan berani—mereka tidak dikenal suka bermain aman. Dari JW Anderson hingga Chopova Lowena, para desainer ini memilih pilihan gaya yang lebih unik, menghadirkan cara berpakaian yang sangat “London”. Anda bisa mengenakan kaus sepak bola Arsenal dengan rok tulle raksasa Molly Goddard dan kacamata hitam ala Anna Wintour di bagian dalam dan tidak ada yang akan melihat dari ponsel mereka.

Sederhananya, apa pun bisa terjadi. Karena alasan ini, banyak tren mikro pertama kali muncul di London, terlihat pada mahasiswa Central Saint Martins dan editor mode yang mencoba apa pun yang sedang populer. Secara keseluruhan, terdapat pendekatan fesyen yang lebih maksimal dan eksperimental, yang berarti bahwa gaya jalanan di London dapat menjadi indikator yang baik tentang apa yang akan menjadi tren besar berikutnya di Zara atau Mango. Saya tinggal di London Timur, dan apakah saya sedang jalan-jalan makan siang di taman atau keluar untuk minum di pub, saya tak henti-hentinya mengamati orang-orang dan membuat catatan mental tentang tren yang sedang mendapatkan momentum.