Inflasi meningkat pada bulan Desember karena ekonomi AS menunjukkan tanda-tanda kekuatan yang tidak terduga pada akhir tahun 2024.

Indeks harga konsumen (CPI) naik 0,4 persen pada bulan terakhir tahun 2024 dan mengakhiri tahun dengan kenaikan 2,9 persen, menurut data yang dirilis Rabu oleh Departemen Tenaga Kerja.

Para ekonom memperkirakan tingkat inflasi tahunan akan mencapai 2,9 persen dan harga-harga naik 0,3 persen pada bulan tersebut, menurut perkiraan konsensus.

Angka inflasi baru ini muncul ketika Federal Reserve menghadapi persimpangan jalan dengan Presiden terpilih Trump yang akan mulai menjabat pada hari Senin.

The Fed mengakhiri tahun 2024 dengan penurunan suku bunga tiga kali berturut-turut yang dimaksudkan untuk menurunkan biaya pinjaman dari level tertinggi dalam dua dekade. Namun ketika pasar kerja menguat dan inflasi meningkat menjelang akhir tahun, The Fed mengisyaratkan pihaknya tidak akan menurunkan suku bunga secepatnya pada tahun 2025.

Para pejabat Fed juga khawatir mengenai potensi tarif Trump dan agenda imigrasi untuk meningkatkan harga lebih jauh lagi, menurut catatan dari pertemuan internal yang dirilis oleh bank sentral.

Berkembang

Sumber

Reananda Hidayat
reananda Permono reananda is an experienced Business Editor with a degree in Economics from a Completed Master’s Degree from Curtin University, Perth Australia. He is over 9 years of expertise in business journalism. Known for his analytical insight and thorough reporting, Reananda has covered key economic developments across Southeast Asia. Currently with Agen BRILink dan BRI, he is committed to delivering in-depth, accurate business news and guiding a team focused on high-quality financial and market reporting.