Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) tidak mengantisipasi dampak besar terhadap ketersediaan produk layanan kesehatan akibat pemogokan pelabuhan yang dimulai minggu ini, dan penilaian saat ini memperkirakan dampaknya “terbatas”.

Anggota Asosiasi Pekerja Longshoremen Internasional (ILA) melakukan mogok kerja pada hari Selasa setelah perundingan tawar-menawar dengan Aliansi Maritim AS gagal mencapai kesepakatan, dengan isu peningkatan kompensasi menjadi permasalahan utama.

Pemogokan ini berpotensi mengguncang perekonomian AS secara drastis, dan berpotensi menimbulkan kerugian sebesar $5 miliar per hari.

Namun setelah bertemu dengan “asosiasi perdagangan, distributor, produsen, dan pemangku kepentingan lainnya,” HHS mengatakan pihaknya tidak memperkirakan adanya dampak besar pada rantai pasokan medis.

“Penilaian awal saat ini menunjukkan bahwa dampak langsung terhadap obat-obatan, peralatan medis, dan susu formula bagi konsumen, orang tua, dan pengasuh harus dibatasi. Pemerintah mengambil tindakan untuk memantau dan mengatasi potensi dampak perselisihan perburuhan terhadap konsumen di pelabuhan Pantai Timur dan Pantai Teluk. ,” kata HHS dalam sebuah pernyataan.

“ASPR (Administrasi untuk Kesiapsiagaan dan Respons Strategis) dan FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan) telah dan akan terus bekerja sama dengan HHS untuk segera mengidentifikasi potensi kekurangan produk penyelamat nyawa yang terkena dampak pemogokan untuk menentukan penyebabnya dan bekerja sama dengan produsen dan distributor untuk mengatasinya. kebutuhan lokal, regional dan nasional yang muncul,” lanjut pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa pemerintah mendukung kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan “secara adil dan cepat.”

Menurut Asosiasi Rumah Sakit AmerikaAS semakin bergantung pada negara asing untuk pasokan, peralatan, dan peralatan medis, terutama dari Tiongkok. AS telah mengimpor sekitar $15 miliar peralatan medis tahun ini.

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.