Dinas Rahasia kata kamis bahwa penghitungan suara pada tanggal 6 Januari mendatang telah “ditetapkan sebagai Acara Keamanan Khusus Nasional oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri.”

“Penghitungan dan Sertifikasi Suara Elektoral Tahun 2025 di Washington, DC pada tanggal 6 Januari 2025, telah ditetapkan sebagai Acara Keamanan Khusus Nasional oleh Menteri Keamanan Dalam Negeri,” bunyi siaran pers Dinas Rahasia mengenai keputusan Menteri Dalam Negeri, pertama kali dilaporkan oleh Jurnal Washington Post.

Pada 6 Januari 2021, untuk menghentikan Kongres mengesahkan hasil pemilu 2020, para pendukung mantan Presiden Trump menyerbu Gedung Capitol AS. Kerusuhan itu terjadi setelah klaim tidak berdasar tentang kecurangan pemilu 2020 oleh Trump, dengan mantan presiden itu mengklaim bahkan selama debat hari Selasa melawan Wakil Presiden Harris bahwa ia memenangkan pemilu 2020.

“Acara Keamanan Khusus Nasional adalah acara dengan signifikansi nasional tertinggi,” kata Eric Ranaghan, agen khusus yang bertanggung jawab atas Divisi Perlindungan Pejabat Dinas Rahasia, dalam sebuah pernyataan dalam rilis tersebut. “Dinas Rahasia AS, bekerja sama dengan mitra federal, negara bagian, dan lokal kami berkomitmen untuk mengembangkan dan menerapkan rencana keamanan yang komprehensif dan terpadu untuk memastikan keselamatan dan keamanan acara ini dan para pesertanya.”

Mantan presiden tersebut, bersama para pendukungnya, sebelumnya telah berusaha menggambarkan serangan di Capitol pada tahun 2021 sebagai serangan damai, tetapi lebih dari 140 petugas mengalami cedera, dan lima orang tewas tak lama setelah kerusuhan tersebut.

Januari lalu, Presiden Biden dan Harris mengecam kerusuhan 6 Januari pada peringatan tiga tahun kerusuhan tersebut.

“Tiga tahun lalu, massa yang marah karena kebohongan menyerang Gedung Capitol AS,” tulis Biden di media sosial. “Demokrasi kita diuji. Namun, demokrasi bertahan karena Kami, Rakyat, menang.”

“Kita harus membuktikan — terlepas dari segala kekurangannya — bahwa demokrasi Amerika masih menjadi panutan dunia dan sebuah janji yang harus ditepati,” imbuhnya.

Harris mengatakan dalam unggahannya bahwa “kita diingatkan” pada hari terjadinya kerusuhan “bahwa kita masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk melindungi demokrasi dan kebebasan fundamental kita.”

Diperbarui pada pukul 23:10 EDT

Wisye Ananda
Wisye Ananda Patma Ariani is a skilled World News Editor with a degree in International Relations from Completed bachelor degree from UNIKA Semarang and extensive experience reporting on global affairs. With over 10 years in journalism, Wisye has covered major international events across Asia, Europe, and the Middle East. Currently with Agen BRILink dan BRI, she is dedicated to delivering accurate, insightful news and leading a team committed to impactful, globally focused storytelling.