Kemajuan ilmiah membantu mencegah 4,1 juta kematian akibat kanker dalam 30 tahun antara 1991 dan 2021 menurut sebuah laporan baru, tetapi penyakit ini terus menjadi tantangan kesehatan masyarakat.
Itu laporandirilis pada hari Rabu oleh Asosiasi Penelitian Kanker Amerika, menunjukkan tingkat kematian akibat kanker turun hingga 33 persen antara tahun 1991 dan 2021. Laporan tersebut menghubungkan penurunan angka kematian akibat kanker secara keseluruhan dengan berkurangnya kebiasaan merokok dan peningkatan deteksi dan pengobatan dini.
Angka kematian akibat kanker di kalangan anak-anak dan remaja juga telah menurun 24 persen dalam dua dekade terakhir.
Tetapi diagnosis kanker menjadi lebih umum, dan kemajuan ilmiah belum seragam untuk semua jenis dan stadium kanker.
Kanker masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di negara ini. Lebih dari 2 juta kasus kanker baru akan terdiagnosis pada tahun 2024, dan lebih dari 611.000 orang diperkirakan akan meninggal karena kanker, menurut laporan tersebut.
Penulis laporan mencatat bahwa meskipun kejadian kanker secara keseluruhan stabil, kasus kanker pankreas, kanker rahim, dan kanker mulut yang terkait dengan human papillomavirus (HPV) justru meningkat.
Kanker mulut terkait HPV dapat dicegah dengan vaksin, seperti halnya kanker serviks pada orang dewasa muda.
Namun, meskipun ada bukti yang jelas bahwa vaksin HPV membantu mencegah kanker serviks, penerimaan vaksin di AS masih rendah. Pada tahun 2022, hanya 38,6 persen anak-anak dan remaja berusia 9 hingga 17 tahun yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin HPV.
Laporan tersebut juga mencatat adanya peningkatan yang mengkhawatirkan pada kanker tertentu di kalangan orang muda. Misalnya, kekhawatiran yang berkembang di kalangan pakar kesehatan masyarakat adalah meningkatnya insiden kanker usus besar dan kanker payudara pada orang dewasa yang berusia di bawah 50 tahun.
Menurut laporan tersebut, 40 persen dari semua kanker dikaitkan dengan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Salah satu faktor risiko tersebut adalah konsumsi alkohol berlebihan.
Pada tahun 2019, 5,4 persen kanker di Amerika Serikat — sekitar satu dari 20 — disebabkan oleh konsumsi alkohol, tahun terakhir yang datanya tersedia, demikian temuan laporan tersebut. Konsumsi alkohol pada usia dini dapat meningkatkan risiko kanker di kemudian hari.
Konsumsi alkohol yang berlebihan meningkatkan risiko enam jenis kanker yang berbeda: beberapa jenis kanker kepala dan leher, jenis kanker esofagus yang langka, serta kanker payudara, kolorektal, hati, dan perut.
Namun, kesadaran tentang hubungan antara alkohol dan kanker masih rendah, dan laporan tersebut menekankan perlunya kampanye pesan publik seperti label peringatan khusus kanker yang ditampilkan pada minuman beralkohol.