Mantan direktur CIA Leon Panetta dalam wawancara baru menyebut ledakan pager mematikan minggu lalu di Lebanon sebagai bentuk “terorisme.”

“Saya kira tidak perlu diragukan lagi bahwa ini adalah bentuk terorisme,” kata Panetta dalam acara “CBS News Sunday Morning.”

“Ini masuk ke dalam rantai pasokan, masuk ke dalam rantai pasokan,” tambahnya. “Dan ketika teror masuk ke dalam rantai pasokan, orang-orang bertanya-tanya, apa yang akan terjadi selanjutnya.”

Minggu lalu, pager dan walkie-talkie yang digunakan oleh Hizbullah meledak di Lebanon, menewaskan puluhan orang dan melukai ribuan orang. Para pemimpin kelompok militan Lebanon, yang didukung oleh Iran, menyalahkan organisasi intelijen Mossad milik Israel atas ledakan tersebut.

“Ini adalah taktik. Yang punya akibat. Dan kita benar-benar tidak tahu apa akibat-akibatnya,” kata Panetta kepada pembawa acara Lee Cohan. “Saat ini, sebagian besar pasukan perang memegang kendali.”

Anggota DPR Alexandria Ocasio-Cortez (DN.Y.) mengecam Israel atas ledakan pager tersebut, dengan mengatakan bahwa insiden tersebut “jelas-jelas melanggar hukum humaniter internasional dan melemahkan upaya AS untuk mencegah konflik yang lebih luas.”

Menteri Luar Negeri Anthony Blinken juga mengatakan pekan lalu bahwa AS tidak terlibat atau diberitahu tentang ledakan pager di.

“Kami sudah sangat jelas dan tetap sangat jelas tentang pentingnya semua pihak menghindari langkah apa pun yang dapat semakin meningkatkan konflik yang tengah kami coba selesaikan di Gaza,” katanya saat itu.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan minggu lalu bahwa pasukan negara itu memasuki “fase baru” dalam pertempuran selama 11 bulan melawan Hizbullah.

Israel akhir minggu lalu juga melakukan serangan yang ditargetkan di Beirut yang menewaskan komandan tinggi Hizbullah.

Panetta menambahkan selama wawancara CBS News bahwa Timur Tengah berisiko berkembang menjadi “medan perang masa depan,” dan memerlukan perhatian internasional sekarang.

“Saya pikir akan sangat penting bagi negara-negara di dunia untuk mengadakan diskusi serius mengenai apakah ini merupakan area yang harus menjadi fokus semua orang atau tidak, karena jika mereka tidak mencoba mengatasinya sekarang, camkanlah kata-kata saya, ini akan menjadi medan perang masa depan.”

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.