SEOUL:
Setidaknya 28 orang tewas ketika sebuah pesawat keluar dari landasan pacu dan bertabrakan dengan tembok di Bandara Internasional Muan Korea Selatan pada hari Minggu, menurut Kantor Berita Yonhap.
Insiden tersebut melibatkan penerbangan Jeju Air 7C2216, yang membawa 175 penumpang dan enam awak dalam perjalanan dari Bangkok, Thailand, ke bandara di selatan Korea Selatan, kata laporan itu.
Dua orang yang selamat berhasil ditemukan, dan upaya penyelamatan terus dilakukan, kata seorang petugas pemadam kebakaran di Muan, meskipun mereka tidak dapat memverifikasi jumlah korban tewas yang dilaporkan sebanyak 28 orang. Upaya untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di bagian ekor sedang dilakukan, menurut perwakilan bandara yang berbicara kepada Reuters. .
Rekaman yang dibagikan oleh media lokal menggambarkan pesawat bermesin ganda tersebut tergelincir di sepanjang landasan pacu tanpa roda pendaratan yang terlihat sebelum menabrak dinding, mengakibatkan ledakan api dan puing-puing berserakan. Gambar tambahan menunjukkan bagian-bagian pesawat dilalap asap dan api.
Platform pelacakan penerbangan FlightRadar24 mengidentifikasi pesawat tersebut sebagai Boeing 737-800. Boeing belum menanggapi permintaan komentar, begitu pula Administrasi Penerbangan Federal AS, yang dihubungi melalui email.
Penjabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, yang mengambil peran tersebut pada hari Jumat setelah penjabat presiden sebelumnya dimakzulkan selama krisis politik, menginstruksikan pihak berwenang untuk memobilisasi upaya penyelamatan yang komprehensif, kantornya mengumumkan. Kepala staf Choi mengadakan pertemuan darurat sebagai tanggapan atas tragedi tersebut.
Juru bicara Jeju Air mengonfirmasi bahwa maskapai tersebut sedang menyelidiki laporan tersebut.
Insiden ini menandai salah satu kecelakaan penerbangan paling dahsyat dalam sejarah Korea Selatan, dan belum pernah terjadi kejadian serupa di Bandara Internasional Muan sebelumnya. Tragedi ini telah menimbulkan kekhawatiran besar mengenai standar keselamatan penerbangan dan kesiapsiagaan darurat di negara tersebut.