Ciudad Juárez.- Presiden Konfederasi Pengusaha Republik Meksiko (Coparmex), Mario Cepeda, mendesak kamar dagang, tiga tingkat pemerintahan, dan perwakilan konsulat untuk bekerja sama mengantisipasi kebijakan presiden terpilih Amerika Serikat tersebut.

Cepeda menyoroti tindakan Donald Trump, terutama terkait imigrasi, bisa memicu krisis di perbatasan. Oleh karena itu, ia menekankan perlunya menyatukan upaya untuk meramalkan skenario dan mengadopsi strategi yang meminimalkan dampak lokal, ekonomi dan sosial. Pemimpin bisnis tersebut menceritakan bahwa dia telah mengadakan kontak informal dengan konsul Amerika Serikat di Ciudad Juárez, Rafael Fouli, dan konsul Meksiko di El Paso, Texas, Mauricio Ibarra. Dalam pertemuan-pertemuan ini, implikasi kebijakan Amerika Utara telah dibahas. “Keduanya sepakat bahwa belum diketahui tindakan spesifik apa yang akan dilakukan Pemerintah Amerika, dan apakah itu hanya strategi negosiasi untuk menekan Pemerintah Meksiko agar melakukan hal yang benar dari sudut pandang Amerika,” kata Cepeda. Ia menegaskan perlunya menyatukan upaya antara dunia usaha dan pemerintah untuk mengantisipasi dampak apa pun. Ia menekankan, penting untuk memulai tahun depan dengan pendekatan formal antara pihak-pihak yang terlibat untuk menghadapi tantangan yang mungkin timbul. “Dari sudut pandang kami, di awal tahun kita harus melakukan pemulihan hubungan dengan semua kamar, termasuk Coparmex, dengan Pemerintah Negara Bagian, pemerintah kota, para konsul, untuk mencoba mengantisipasi kemungkinan krisis, karena sejujurnya saya tidak melakukannya. Saya rasa tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi,” ujarnya. Ia menyatakan bahwa koordinasi antara aktor-aktor utama akan sangat menentukan kesiapan kawasan dalam menghadapi segala kemungkinan. Beliau menegaskan kembali bahwa pencegahan dan kerja sama tidak hanya akan memitigasi risiko, namun juga akan memperkuat kapasitas respons. “Ada banyak keraguan terhadap semua pernyataan ini, namun jika kita kembali ke periode Donald Trump sebelumnya, sebagian besar dari apa yang dia katakan adalah cara untuk bernegosiasi, dan belum tentu karena dia akan mengambil tindakan, dan kita punya tugas mengantisipasi situasi apa pun,” ujarnya.

(dilindungi email)

Sumber

Wisye Ananda
Wisye Ananda Patma Ariani is a skilled World News Editor with a degree in International Relations from Completed bachelor degree from UNIKA Semarang and extensive experience reporting on global affairs. With over 10 years in journalism, Wisye has covered major international events across Asia, Europe, and the Middle East. Currently with Agen BRILink dan BRI, she is dedicated to delivering accurate, insightful news and leading a team committed to impactful, globally focused storytelling.