Keputusan ini memberikan pedoman untuk membedakan penggunaan kekuatan, termasuk menunjukkan tidak sahnya penggunaan senjata api; memahami

24 dez
2024
– 12.06

(diperbarui pada 12:09)




Presiden Luiz Inácio Lula da Silva dan menteri Ricardo Lewandowski

Presiden Luiz Inácio Lula da Silva dan menteri Ricardo Lewandowski

Foto: Adriano Machado

Pemerintah federal menerbitkan sebuah dekrit pada hari Selasa tanggal 24 yang mengatur undang-undang 13.060/2014 dan mengatur penggunaan kekuatan dan instrumen dengan potensi serangan yang lebih kecil oleh para profesional keamanan publik.

Keputusan ini memberikan pedoman untuk membedakan penggunaan kekuatan, termasuk menunjukkan tidak sahnya penggunaan senjata api dalam situasi tertentu, misalnya terhadap orang tak bersenjata yang melarikan diri.

Salah satu poin utamanya adalah definisi bahwa penggunaan kekerasan “hanya dapat digunakan ketika sumber daya lain yang intensitasnya lebih rendah tidak cukup untuk mencapai tujuan hukum yang diinginkan”.

Disebutkan juga bahwa penggunaan senjata api akan selalu menjadi “tindakan terakhir”. Ada ketentuan bahwa bilamana penggunaan kekerasan mengakibatkan cedera atau kematian, maka kejadiannya harus dirinci, sesuai dengan ketentuan yang akan dibuat oleh Kementerian Kehakiman dan Keamanan Umum.

Keputusan ini juga menekankan bahwa tindakan polisi tidak boleh mendiskriminasi siapa pun berdasarkan warna kulit, ras, etnis, orientasi seksual, bahasa, agama, kebangsaan, asal usul sosial, disabilitas, situasi ekonomi, pendapat politik atau lainnya.

Kasus kekerasan

Beberapa kasus kekerasan polisi yang terjadi baru-baru ini mempunyai dampak yang luas – dan semuanya direkam dalam video. Salah satu kasusnya adalah seorang pria yang dilempar dari jembatan oleh petugas polisi militer São Paulo saat melakukan pendekatan.

Kasus lain terjadi pada seorang perempuan lanjut usia yang dipukul oleh petugas polisi hingga dibiarkan bersimbah darah. Pada akhir tahun, seorang pria lainnya dibunuh dengan 11 tembakan di punggung oleh seorang petugas polisi militer saat mencuri produk pembersih dari pasar.

Sumber

Farhan Ramadhan
Farhan Ramadhan is the Founder of Agen BRILink dan BRI. Born and raised in Jakarta, He has always had a passion for journalism and the local community. He studied at the Jagiellonian University, after which he began her career in the media, working for several well-known European magazines. She combined his passion and experience to create Agen BRILink dan BRI – a portal dedicated exclusively to his beloved city. His goal is to provide the most important information, events and announcements to the residents of Jakarta so that they are always up to date.