Presiden terpilih dari Amerika Serikat, Donald Trump, mengungkapkan niatnya untuk menunjuk kartel Meksiko obat menyukai “organisasi teroris” segera setelah dia menjadi presiden 20 Januari.

Menurutnya, langkah tersebut akan segera dilakukan sebagai bagian dari strateginya memerangi virus tersebut pemerasan.

Anda mungkin tertarik pada: Donald Truf berjanji untuk mengakhiri “kegilaan transgender”

“Saya akan menunjuk kartel sebagai organisasi teroris asing. “Kami akan segera melakukannya,” kata presiden berikutnya dalam rapat umum di Gedung Putih Phoenix, Arizona.

Trump juga meyakinkan bahwa dia telah membicarakan masalah ini dengan presiden Claudia Sheinbaum. “Saya sangat keras terhadap Meksiko. Saya berbicara dengan presiden baru, seorang wanita yang menawan dan luar biasa. Saya mengatakan kepadanya: ‘Anda tidak bisa melakukan ini pada negara kami,’” tegasnya.

Berdasarkan undang-undang AS, penetapan suatu organisasi sebagai teroris asing dapat dilakukan dampak hukum yang mendalam, ekonomi dan diplomatik.

Agar suatu entitas dapat menerima penunjukan ini, entitas tersebut harus memenuhi kriteria tertentu yang ditetapkan dalam Hukum Imigrasi dan Kewarganegaraan (INA) dan dokumen lain seperti Perintah Eksekutif 13224—ditandatangani oleh George W. Bush pada tahun 2001—di antaranya adalah: menjadi organisasi asing, ikut serta dalam kegiatan teroris dan mewakili ancaman terhadap keamanan Amerika Serikat.

Pada tahun 2019, Trump sudah mencoba untuk mempromosikan penunjukan ini, namun Pemerintah Meksiko kemudian dipimpin oleh Andrés Manuel López Obrador menolak inisiatif tersebut, dengan alasan bahwa intervensi asing dalam perjuangannya melawan kartel tidak diperlukan dan tidak diinginkan.

Sikap agresif dari Truf tidak terbatas pada Meksiko. Beberapa hari yang lalu, dia mengancam Uni Eropa dengan mengenakan tarif jika mereka tidak meningkatkan pembelian gas dan minyak Amerika. Meski pernyataan tersebut menunjuk pada strategi tekanan ekonomi global.

Demikian pula, Partai Republik menegaskan hal itu begitu dia kembali ke AS gedung Putih Pada bulan Januari, ia akan menandatangani perintah eksekutif untuk menutup perbatasan negaranya bagi migran tidak berdokumen dan akan memulai rencana deportasi terbesar bagi orang asing dalam sejarah AS.



Sumber

Wisye Ananda
Wisye Ananda Patma Ariani is a skilled World News Editor with a degree in International Relations from Completed bachelor degree from UNIKA Semarang and extensive experience reporting on global affairs. With over 10 years in journalism, Wisye has covered major international events across Asia, Europe, and the Middle East. Currently with Agen BRILink dan BRI, she is dedicated to delivering accurate, insightful news and leading a team committed to impactful, globally focused storytelling.