Dunia·Baru

Nabil Hawara berusia 40 tahun ketika dia akhirnya dibebaskan dari penjara gurun pasir yang terkenal di Suriah setelah menghabiskan separuh hidupnya menghadapi penyiksaan terus-menerus di bawah rezim keluarga Assad.

Nabil Hawara hidup dalam ketakutan akan kematian, penyiksaan setelah dikurung sebagai pelajar

Seorang pria berdiri di dalam sebuah rumah.
Nabil Hawara menghabiskan dua dekade sebagai tahanan politik di penjara Suriah di bawah rezim Hafez al-Assad, dan menghadapi penyiksaan setiap hari. Sekarang tinggal di Montreal, dia dibebaskan pada tahun 1995 dan mengajukan permohonan suaka di Kanada setelah revolusi Suriah untuk menggulingkan Bashar al-Assad pecah pada tahun 2011. (Charles Contant/CBC/Radio-Kanada)

PERINGATAN: Cerita ini memuat deskripsi grafis tentang penyiksaan.

Nabil Hawara dengan sedih mengingat siklus penyiksaan tanpa akhir yang ia alami di salah satu penjara paling terkenal di Suriah.

Selama 20 tahun, dari tahun 1975 hingga 1995, dia mengatakan bahwa dia terus-menerus hidup dalam ketakutan akan kematian dan siksaan.

Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.