Anggota komite eksekutif nasional ANC Fébé Potgieter-Gqubule telah menghilangkan kekhawatiran bahwa Undang-Undang Bela yang akan diterapkan sepenuhnya dapat mematikan bahasa Afrikaans.

Berbicara pada konferensi pers yang diselenggarakan oleh sekretaris jenderal partai Fikile Mbalula pada hari Sabtu, Potgieter-Gcubule mengatakan tindakan tersebut akan membuat pendidikan bahasa ibu diperluas melampaui kelas 6 di sekolah-sekolah Afrika Selatan termasuk dalam bahasa asli Afrika dan akan membuat siswa menikmati perkembangan kognitif yang lebih baik.

Kelompok hak minoritas AfriForum menentang penerapan Undang-Undang Bela, terutama karena undang-undang tersebut menetapkan bahwa pemerintah provinsi akan menentukan bahasa pengantar di sekolah.

AfriForum yakin hal ini akan berdampak besar pada sekolah-sekolah Afrikaans karena mereka yakin kebijakan bahasa dan penerimaan sekolah harus ditentukan oleh badan pengelola sekolah.

Potgieter-Gqubule mengatakan mereka yang mendukung bahasa Afrikaans tidak boleh mengisolasi bahasa tersebut dari 11 bahasa resmi Afrika Selatan lainnya karena bahasa asli Afrika telah dirugikan akibat apartheid.

“Bahasa Afrika tidak akan hilang, ini adalah salah satu bahasa resmi. Bahasa ini digunakan oleh komunitas yang lebih luas daripada hanya komunitas Afrikaner dan bagi mereka yang mengasingkan diri adalah sebuah masalah dibandingkan melihat diri mereka sebagai komunitas dengan 12 bahasa Afrika Selatan.”

Dia mengatakan bahasa Inggris dan Afrikaans telah menikmati keunggulan dibandingkan bahasa lain selama lebih dari 100 tahun.

“Jika Anda melihat Uni Afrika Selatan pada tahun 1910, negara ini mengakui bahasa Belanda dan kemudian bahasa Afrikaans dan Inggris yang berarti selama periode tersebut kedua bahasa tersebut diuntungkan dan inilah mengapa penting bagi kita untuk melihat bagaimana kita mendorong perkembangan bahasa tersebut. bahasa asli Afrika kami termasuk bahasa Khoi dan San”.

Ia mengatakan pengenalan pendidikan bahasa ibu di seluruh bahasa Afrika Selatan hingga kelas 12 merupakan arah yang tepat.

“Dalam hal perkembangan kognitif, jauh lebih baik bagi anak-anak untuk belajar dalam bahasa ibu mereka… misalnya, saya bersekolah di sekolah Afrikaans karena itu bahasa ibu saya.

“Saya belajar bahasa Afrikaans sampai matrik, saya kuliah di UWC (University of the Western Cape) lalu saya harus beralih ke bahasa Inggris tetapi saya mampu mengatasinya karena perkembangan kognitif saya menggunakan bahasa ibu saya.”

Waktu LANGSUNG



Sumber

Alexander Rossi
Alexander Rossi is the Creator and Editor for Gadget & Teknologi with a degree in Information Technology from the University of California, Berkeley. With over 11 years of experience in technology journalism, Alexander has covered cutting-edge innovations, product reviews, and digital trends globally. He has contributed to top tech outlets, providing expert analysis on gadgets and tech developments. Currently at Agen BRILink dan BRI, Alexander leads content creation and editorial strategy, delivering comprehensive and engaging technology insights.