Pelanggan yang sakit dan membeli beberapa obat flu dan pilek telah diberi keyakinan palsu bahwa hidung tersumbat mereka akan teratasi, demikian tuduhan sebuah firma hukum Australia.

Pengacara di JGA Saddler telah mengajukan gugatan class action atas nama jutaan pelanggan, dengan tuduhan bahwa mereka disesatkan oleh obat-obatan yang dijual bebas oleh raksasa farmasi Johnson & Johnson termasuk Codral Day and Night, Sudafed PE, dan Benadryl PE.

Gugatan kelompok tersebut menyangkut tablet yang mengandung fenilefrin, suatu zat yang oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) dinyatakan tidak efektif sebagai dekongestan hidung bila dikonsumsi dalam bentuk tablet.

Johnson & Johnson mengganti pseudoephedrine dengan phenylephrine ketika pseudoephedrine ditarik dari pasaran karena masalah penyalahgunaan narkoba pada tahun 2006.

Spesialis telinga, hidung dan tenggorokan Brisbane Jo-Lyn McKenzie mengatakan fenilefrin bukanlah dekongestan.

“Sangat tidak masuk akal dan sangat tidak etis bagi perusahaan untuk menjual produk kesehatan padahal mereka tahu bahwa produk tersebut tidak berguna,” kata Dr McKenzie.

Memuat

Direktur JGA Saddler Rebecca Jancauskas mengatakan Johnson & Johnson harus bertanggung jawab.

“(Mereka) memproduksi dan memasarkan obat yang menurut bukti selama puluhan tahun tidak berfungsi seperti yang diklaim, mengandalkan penelitian yang sudah ketinggalan zaman dan bisa salah untuk menjual produk publik Australia yang tidak sesuai dengan klaim mereka pada kemasannya,” katanya.

Sumber

Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.