REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada suatu pagi, seorang nelayan berangkat mencari ikan. Nelayan itu menebarkan jaringnya, namun ia tidak menangkap apa pun.
Maka nelayan itu berdoa kepada Allah karena anak-anaknya di rumah menjerit-jerit kelaparan.
Matahari akan terbenam, Allah SWT kemudian memberinya ikan besar. Nelayan itu memuji Allah SWT dan membawanya pulang dalam keadaan bahagia.
Sementara itu ada seorang raja yang sedang bersenang-senang, raja melihat nelayan tersebut, maka ia dihadirkan di hadapan raja.
Raja tahu apa yang dibawanya, raja menyukai ikan yang didapatnya, maka raja mengambilnya dan membawanya ke istana.
Raja ingin ratu bahagia, ia mengeluarkan ikan itu di hadapan ratu. Kemudian ikan itu menggelepar dan menggigit jari raja, dikutip dari buku tersebut Sa’atan Sa’atan (Semua Ada Waktunya) yang ditulis oleh Syekh Mahmud Al-Mishri yang diterjemahkan oleh Ustaz Abdul Somad.
Malam itu raja tidak bisa tidur. Maka dokter pun didatangkan, mereka menyarankan agar jari raja dipotong. Namun raja masih belum bisa tidur, ternyata racunnya sudah menyebar ke tangan raja hingga pergelangan tangannya.
Para dokter menganjurkan agar tangan raja dipotong sampai pergelangan tangan. Namun raja masih belum bisa beristirahat dengan tenang, ia berteriak dan meminta pertolongan. Mereka menyarankan agar tangan raja dipotong pada bagian sikunya. Setelah itu raja bisa beristirahat dengan tenang. Namun jiwanya kembali gelisah, ia sadar apa penyebabnya.
Mereka menyarankan agar raja menemui orang yang paham penyakit jantung, yaitu ulama yang bijaksana, maka beliau pun pergi dan menceritakan kisah tentang ikan tersebut.
Sarjana bijak itu berkata kepada raja, “Kamu tidak akan tenang sampai pemilik ikan itu memaafkanmu.”
BACA JUGA: Agenda penghancuran sistematis Gaza hingga tidak bisa dihuni dan peran Inggris terungkap
Maka raja mengutus seorang utusan untuk menemui nelayan tersebut, ketika utusan raja menemuinya dan menceritakan apa yang terjadi, utusan raja meminta nelayan tersebut untuk memaafkan raja, sehingga nelayan pun memaafkan raja. Nelayan dan raja berdamai.
Raja berkata kepada nelayan itu, “Apa yang telah kamu katakan kepadaku?”
Nelayan itu berkata, “Yang kuucapkan hanyalah satu kalimat, “Ya Tuhan, raja telah menunjukkan kepadaku kesaktiannya, maka tunjukkanlah kepadaku kesaktianmu.”
Memuat…