Masih ada dua kendala utama dalam perundingan kesepakatan penyanderaan/gencatan senjata di Doha, kata sumber Hamas kepada outlet berita Lebanon yang berafiliasi dengan Hizbullah. Al-Akhbar pada hari Kamis.

Masalah pertama adalah permintaan Israel agar Hamas memberikan “daftar nama semua tahanan yang masih hidup dan meninggal,” kata sumber tersebut. Al-Akhbar. Yang kedua dilaporkan menyangkut permintaan Israel agar tentara yang disandera di Gaza dimasukkan “dalam daftar tahanan yang memenuhi kriteria fase kemanusiaan.”

Menurut sumber Hamas, tuntutan pertama pertama-tama memerlukan, setidaknya, jeda selama seminggu dalam pertempuran yang dapat digunakan Hamas dan organisasi teror lainnya di Gaza untuk mencari dan menentukan status sandera yang tersisa di Jalur Gaza.

Hamas dilaporkan melihat permintaan terakhir ini sebagai perubahan terhadap kerangka kesepakatan gencatan senjata/penyanderaan yang telah disepakati sebelumnya.

‘Status negosiasi yang sedang berlangsung di Doha sangat baik’

Terlepas dari laporan mengenai hal-hal yang sulit, “status perundingan yang sedang berlangsung di Doha sangat baik, dengan sebagian besar masalah yang belum terselesaikan, sehingga kemungkinan besar kita hampir mencapai kesepakatan,” kata sumber Hamas kepada media Lebanon.

Teroris Hamas di depan poster sandera Gaza. (Ilustratif) (kredit: Sayap Militer Hamas/Handout via REUTERS, MIRIAM ALSTER/FLASH90)

Lebih lanjut, sumber tersebut menceritakan Al-Akhbar bahwa Hamas percaya bahwa jika Israel benar-benar termotivasi untuk menyelesaikan kesepakatan, kedua permasalahan perselisihan tersebut dapat diatasi.

Berbicara kepada Pos Yerusalem pada hari Rabu, para diplomat yang akrab dengan perundingan tersebut mencatat bahwa masih ada beberapa rintangan dalam perundingan yang sedang berlangsung.

Menurut para diplomat, Hamas tidak memberikan daftar sandera yang ingin dibebaskan atau memberikan kepada mediator daftar tahanan yang ingin dibebaskan dari penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan.

Namun demikian, media Arab melaporkan pada hari Rabu bahwa tahanan keamanan yang dibebaskan kemungkinan akan dideportasi ke Qatar dan Turki.

Amichay Stein dan Staf Jerusalem Post berkontribusi pada laporan ini.





Sumber

Krystian Wiśniewski
Krystian Wiśniewski is a dedicated Sports Reporter and Editor with a degree in Sports Journalism from He graduated with a degree in Journalism from the University of Warsaw. Bringing over 14 years of international reporting experience, Krystian has covered major sports events across Europe, Asia, and the United States of America. Known for his dynamic storytelling and in-depth analysis, he is passionate about capturing the excitement of sports for global audiences and currently leads sports coverage and editorial projects at Agen BRILink dan BRI.