Melalui kota Sendai mengalir Sungai Hirose. Ia memiliki beberapa kolam aliran di sepanjang alirannya, salah satunya dikenal sebagai Kashikobuchiatau Wise Abyss, dan ada legenda mengerikan yang menjelaskan namanya.
Suatu ketika, seorang pria setempat sedang memancing di tepi kolam sungai ini dan dia menemukan seutas benang halus diikatkan di pergelangan kakinya. Merasa aneh, pria itu membuka kancingnya dan malah mengikatnya di batang pohon willow di dekatnya. Hal yang sama terjadi berulang kali, hingga pohon itu terseret ke dalam air dengan suara yang keras. Tercengang, lelaki itu berdiri di sana menyaksikan riak-riak menyebar di permukaan sungai.
Di tengah kesunyian berikutnya, terdengar suara tak menyenangkan berkata, “kashikoi, kashikoi “(Sangat bijaksana, sangat bijaksana). Kemudian pria itu akhirnya melihat apa yang mengintai di bawah air: seekor laba-laba raksasa yang menguasai daerah tersebut, memangsa penduduk desa yang tidak menaruh curiga.
Menariknya, laba-laba yang sama juga muncul dalam cerita rakyat Sendai lainnya. Dalam legenda ini, seekor belut besar yang hidup di hilir memanggil penduduk desa lain untuk membantunya bertarung melawan laba-laba, memintanya untuk berdiri sebagai saksi dan tidak bersuara. Malam berikutnya, penduduk desa datang untuk melihat belut dan laba-laba berkelahi, dan tidak dapat menahan diri untuk tidak berteriak ketakutan. Hal ini menyebabkan belut tersebut kalah dalam pertarungan, dan yang dilihat penduduk desa hanyalah kepalanya yang terpenggal dan melotot ke arahnya dari dalam air, sebelum kehilangan akal sehatnya dan mati.
Laba-laba Kashikobuchi ditakuti dan disembah oleh penduduk desa, yang menganggapnya sebagai dewa perdagangan dan pelindung terhadap banjir. Saat ini, sebuah prasasti yang sebagian besar terbengkalai di semak-semak dekat National Route 48—menghadap ke kolam Kashikobuchi—menjadi satu-satunya bukti keberadaan dewa laba-laba ini, yang di sini disebut sebagai Myōhō-gumo-no-reiatau Hantu Laba-Laba Mistik.