Drama hukum telah lama menjadi tontonan utama di televisi, mulai dari sandiwara Law & Order yang apik di ruang sidang hingga manuver kejam di The Good Wife.
Namun sebelum kita memiliki Jack McCoy atau Alicia Florrick, ada The Defenders, sebuah drama hukum tahun 1960-an yang membuka terobosan baru — dan hal yang tabu.
Berbeda dengan film-film sezamannya, The Defenders bukan hanya tentang memenangkan kasus atau momen dramatis di ruang sidang. Itu adalah pertunjukan dengan hati nurani, tidak takut untuk mengatasi isu-isu kontroversial pada masanya.
Aborsi, hak-hak sipil, kejahatan perang – tidak ada topik yang dilarang.
Di saat TV sering kali menghindari kontroversi, The Defenders ikut serta dalam hal ini, membuktikan bahwa televisi tidak hanya dapat menghibur namun juga menantang pemirsanya.
Mari kita lihat bagaimana revolusi diam-diam ini terjadi dan mengapa The Defenders tetap menjadi tonggak sejarah TV.
Ketika The Defenders ditayangkan perdana pada tahun 1961, sebagian besar acara hukum dirumuskan dan ringan. Acara seperti Perry Mason berfokus pada penyelesaian kasus yang rapi dengan sedikit ambiguitas moral. Namun The Defenders tidak tertarik pada resolusi yang rapi.
Dibintangi oleh EG Marshall sebagai pengacara Lawrence Preston dan Robert Reed sebagai putranya dan mitra hukumnya Kenneth, acara tersebut berkisah tentang firma hukum ayah dan anak yang menangani kasus-kasus yang sering kali terjadi di dekat rumah.
Keluarga Preston bukan sekadar pengacara — mereka adalah pembela keadilan, bahkan ketika taruhannya bersifat pribadi atau politis.
Pertunjukannya tidak takut membiarkan orang baik kalah. Kemenangan di ruang sidang tidak dijamin, dan episode sering kali berakhir dengan nada ambigu atau pahit, yang mencerminkan kompleksitas keadilan dalam kehidupan nyata.
Mengatasi Tabu
Apa yang membuat The Defenders revolusioner bukan hanya cara berceritanya tetapi juga topik yang berani diangkatnya. Di saat sebagian besar acara TV menghindari topik kontroversial, The Defenders dengan berani mengangkat isu-isu terkini.
Salah satu episode paling inovatif adalah The Defenders Season 1 Episode 30, “The Benefactor,” yang berpusat pada seorang dokter yang dituduh melakukan aborsi ilegal.
Ditayangkan pada tahun 1962 — lebih dari satu dekade sebelum Roe v. Wade — episode ini membahas motivasi dokter dan dilema moral seputar aborsi jauh sebelum topik tersebut dibahas secara terbuka di televisi.
Episode tersebut kontroversial, memicu perdebatan di kalangan pemirsa dan kritikus.
Namun hal ini juga menjadi preseden bagi drama TV untuk mengeksplorasi isu-isu sosial yang kompleks, membuka jalan bagi acara seperti Grey’s Anatomy dan The Good Wife untuk mengatasi aborsi dengan nuansa dan mendalam.
Pada puncak Gerakan Hak-Hak Sipil, The Defenders menggunakan platformnya untuk mengeksplorasi tema-tema ketidakadilan rasial. Episode-episode tersebut membahas isu-isu seperti segregasi, kebrutalan polisi, dan diskriminasi dengan cara yang dirasa tepat waktu dan mendesak.
Salah satu alur cerita yang mengesankan menampilkan keluarga Preston membela seorang guru kulit hitam yang dituduh menghasut kerusuhan. Kasus ini menyoroti rasisme sistemik pada masa itu dan memaksa pemirsa untuk menghadapi bias mereka sendiri.
Episode menonjol lainnya adalah tentang persidangan seorang penjahat perang Nazi. Kasusnya bukan hanya soal bersalah atau tidak, tapi soal tanggung jawab moral mereka yang mengikuti perintah versus mereka yang memberi perintah.
Di dunia pasca-Perang Dunia II yang bergulat dengan warisan Holocaust, penyampaian cerita seperti ini bersifat provokatif dan perlu.
Warisan Para Pembela
Meski hanya tayang selama empat musim, The Defenders meninggalkan jejak yang tak terhapuskan di televisi.
Kesediaannya untuk mengatasi topik-topik kontroversial membuka jalan bagi era baru drama hukum — drama yang tidak takut untuk memadukan drama ruang sidang dengan komentar sosial.
Acara seperti Law & Order berhutang banyak DNA pada The Defenders.
Prosedural ikonik ini terkenal dengan mengangkat berita-berita yang “diambil dari berita utama,” sering kali membahas isu-isu dunia nyata seperti pelecehan seksual, imigrasi, dan korupsi politik.
Meskipun The Defenders tidak memiliki umur panjang seperti Law & Order, hal ini meletakkan dasar bagi perpaduan drama hukum dan relevansi sosial.
Demikian pula, The Good Wife mengikuti jejak The Defenders dengan mengeksplorasi dimensi personal dan politik dari sistem hukum.
Perjalanan Alicia Florrick dari seorang istri yang penuh skandal hingga menjadi pengacara yang berpengaruh sering kali mencerminkan kompleksitas The Defenders, yang menangani segala hal mulai dari hak aborsi hingga pengawasan pemerintah.
Apa yang membuat The Defenders begitu luar biasa bukan hanya apa yang telah dicapai pada masanya — tapi betapa relevannya tema-tema yang ada hingga saat ini.
Banyak permasalahan yang dibahas, mulai dari ketidakadilan rasial hingga hak-hak reproduksi, masih hangat diperdebatkan.
Di era ketika drama TV sering mengedepankan sensasionalisme dibandingkan substansi, The Defenders mengingatkan kita akan apa yang bisa dicapai sebuah medium ketika berani menantang penontonnya.
Hal ini membuktikan bahwa televisi tidak perlu menghindar dari percakapan yang sulit – bahkan, televisi dapat memulainya.
Revolusi diam-diam dari The Defenders terletak pada kemampuannya memadukan hiburan dengan hati nurani. Di saat TV masih bersifat pelarian, TV menunjukkan bahwa penyampaian cerita dapat menjadi kekuatan untuk melakukan perubahan.
Ini bukan sekedar drama hukum tetapi juga seruan untuk bertindak, yang mendorong pemirsa untuk berpikir kritis tentang dunia di sekitar mereka.
Meskipun mungkin tidak memiliki nama yang sama seperti Perry Mason atau Law & Order, The Defenders layak mendapat tempat sebagai pionir dalam sejarah TV.
Pengaruhnya dapat dirasakan dalam setiap drama hukum yang berani menangani hal-hal sulit, membuktikan bahwa kadang-kadang, revolusi yang paling tenang mempunyai gaung yang paling keras.
Apa pendapat Anda tentang drama hukum yang mengangkat topik kontroversial? Apakah kita sudah kehilangan sebagian dari keberanian itu di TV modern, atau apakah acara-acara saat ini masih membawa obor yang dinyalakan oleh The Defenders?
Sampaikan pemikiran Anda, dan mari kita rayakan warisan drama hukum pertama di TV dengan hati nurani.
Sayangnya, The Defenders tidak tersedia untuk streaming, tetapi Anda dapat menemukan beberapa episode secara gratis di YouTube.