REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus memantau perkembangan di Suriah pasca Rezim Bashar al Assad menjatuhkan. BNPT menyoroti kebangkitan kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) yang mulai bertransformasi ke arah moderat.
Dalam talkshow bertajuk Waspada Terorisme Pasca Jatuhnya Assad di Jakarta, Selasa (17/12), Direktur Kerjasama Bilateral BNPT Brigjen Pol RI Kris Erlangga Aji Widjaya mengatakan meski HTS sudah menunjukkan upaya moderasi, namun BNPT menilai kewaspadaan tetap harus ditingkatkan untuk mencegah penyebaran ideologi radikal ke Indonesia.
“Sekarang mereka mencoba untuk berubah bentuk, bertransformasi menjadi lebih moderat, mungkin kita juga bisa melihat seperti di Afghanistan dengan adanya Taliban,” kata Kris, seperti dikutip dari informasi yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Oleh karena itu, kata dia, kemungkinan tersebut harus dicermati bersama hingga nanti.
Dia mengatakan salah satu kelompok afiliasi HTS, Jabhat al Nusra, terkait dengan al-Qaeda dan masih terdaftar dalam daftar terorisme global Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Ia mengungkapkan, kelompok tersebut juga masuk dalam Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) di Indonesia.
BNPT menegaskan, langkah preventif menjadi kunci dalam menghadapi perubahan dinamika kelompok.
Lebih lanjut, Kris mengatakan pemerintah Indonesia terus memantau perkembangan situasi di Suriah sembari berupaya melindungi warga negara Indonesia (WNI) yang masih terjebak di sana.
Berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, terdapat lebih dari 1.000 WNI yang berada di Suriah.
“Kemarin ada 67 orang yang dievakuasi dan saat ini yang menunggu sekitar 84 orang. Artinya jumlahnya jauh sekali dari angka seribu tadi, ujarnya.
Ia menegaskan, perkembangan positif di Suriah, seperti membaiknya perekonomian dan kembali beroperasinya fasilitas umum, dapat menjadi indikasi pemulihan.
Namun, ia menekankan pentingnya pendekatan wait and see sambil tetap fokus pada upaya perlindungan dan pemantauan.
“Pemerintah Republik Indonesia menunggu bagaimana perkembangan yang terjadi di sana, sekaligus menyerukan kepada pemerintah transisi dan fraksi-fraksi di sana untuk segera memulihkan keadaan, mengembangkan perekonomiannya, dan menjadi negara yang inklusif dan menghormati hak asasi manusia, “ucap Kris.
Dengan pendekatan proaktif dan kerja sama internasional, BNPT terus berupaya menjaga keamanan dalam negeri sekaligus melindungi kepentingan WNI di tengah tantangan terorisme global yang dinamis.
sumber: Antara