Tiongkok pada hari Senin berjanji untuk mendorong hubungan yang “sehat dan stabil” dengan Korea Selatan setelah Mahkamah Konstitusi Seoul meluncurkan proses terhadap Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan.
Parlemen Korea Selatan memberhentikan Yoon dari jabatannya pada hari Sabtu karena upayanya yang berumur pendek untuk menangguhkan pemerintahan sipil, yang menjerumuskan salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Asia ke dalam kekacauan politik terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Mahkamah Konstitusi memiliki waktu sekitar enam bulan untuk memutuskan apakah akan mempertahankan pemakzulan tersebut.
“Korea Selatan adalah tetangga dekat dan mitra kerja sama yang ramah bagi Tiongkok. Mempromosikan perkembangan hubungan Tiongkok-Korea Selatan yang sehat dan stabil sejalan dengan kepentingan bersama kedua belah pihak,” kata Kementerian Luar Negeri Beijing pada Senin pada konferensi pers reguler.
“Kebijakan Tiongkok terhadap Korea Selatan konsisten dan menjaga stabilitas,” kata juru bicara kementerian Lin Jian, seraya menambahkan bahwa “menjaga perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea adalah kepentingan semua pihak dan menuntut semua pihak melakukan upaya aktif”.
Ketika ditanya secara langsung mengenai pemakzulan tersebut, Lin menolak berkomentar, dan mengatakan bahwa masalah tersebut adalah “urusan dalam negeri Korea Selatan”.
Kedua negara adalah mitra dagang utama namun sudah lama tidak sejalan secara politik.
Partai Komunis yang berkuasa di Tiongkok adalah pendukung utama ekonomi dan politik Korea Utara, yang secara teknis masih berperang dengan Seoul.
Sementara itu, Korea Selatan adalah sekutu utama AS dan menjadi tuan rumah bagi kehadiran militer Amerika yang kuat, sementara hubungan antara Washington dan Beijing memburuk.
Pekan lalu, Yoon mengatakan dalam pidatonya bahwa partai oposisi utama telah menghalanginya untuk memperkuat undang-undang anti-spionase yang menurutnya bisa digunakan untuk menghukum warga negara Tiongkok yang dicurigai memata-matai aset pertahanan dan intelijen Korea Selatan.
Beijing mengatakan pihaknya “sangat terkejut dan tidak puas” dan menyatakan bahwa komentar tersebut merugikan perkembangan hubungan bilateral.
Batas waktu:
Beijing, Tiongkok
Jenis Cerita: Layanan Berita
Diproduksi secara eksternal oleh organisasi yang kami percaya untuk mematuhi standar jurnalistik yang tinggi.
Mendukung HKFP | Kebijakan & Etika | Kesalahan/salah ketik? | Hubungi Kami | Buletin | Transparansi & Laporan Tahunan | Aplikasi
Bantu jaga kebebasan pers & jaga agar HKFP tetap gratis untuk semua pembaca dengan mendukung tim kami
Sumber