Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan militer negaranya untuk menambah jumlah pasukan aktif menjadi 1,5 juta, sehingga total personel militer menjadi hampir 2,4 juta, sesuai dengan keputusan tertanggal Senin.
Keputusan tersebut, yang akan mulai berlaku pada tanggal 1 Desember, akan menambah jumlah pasukan aktif sebanyak 180.000. Ini menandai perluasan resmi ketiga militer Rusia sejak perang dengan Ukraina dimulai pada awal tahun 2022.
Pada bulan Agustus 2022, Putin memerintahkan militer untuk melakukan perluasan pada awal tahun depan, dengan menambah 137.000 tentara, sehingga totalnya menjadi 1,15 juta. Pada bulan Desember 2023, Putin memerintahkan ekspansi resmi lainnya dari 170.000 tentara aktif, sehingga jumlah totalnya menjadi 1,32 juta.
Perluasan terbaru ini terjadi saat pertempuran dengan Ukraina semakin memanas. Ukraina menginvasi wilayah Kursk Rusia pada awal Agustus, merebut wilayah seluas bermil-mil dan ratusan tahanan. Rusia telah melawan dan berjanji untuk membersihkan Ukraina dari wilayah tersebut.
Namun, serangan itu telah meningkatkan tekanan pada pemerintahan Biden untuk membatalkan kebijakan lamanya yang mencegah Ukraina menggunakan senjata Barat untuk menyerang wilayah Rusia yang dalam. Laporan baru-baru ini menunjukkan Presiden Biden hampir mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh.
Putin memperingatkan bahwa perubahan kebijakan seperti itu akan dilihat sebagai eskalasi besar dari NATO.
“Hal ini akan mengubah sifat konflik secara signifikan,” kata Putinkata kamis“Itu berarti negara-negara NATO, AS, negara-negara Eropa, sedang berperang dengan Rusia.”
“Jika memang demikian, maka dengan mempertimbangkan perubahan sifat konflik, kami akan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan ancaman yang akan kami hadapi,” kata Putin kepada seorang reporter televisi pemerintah.