Salah satu anak sungai utama Sungai Amazon telah turun ke tingkat terendah yang pernah tercatat, kata badan geologi Brasil pada hari Jumat, mencerminkan kekeringan parah yang telah menghancurkan hutan hujan Amazon dan bagian lain negara tersebut.

Ketinggian Sungai Negro di pelabuhan Manaus berada pada 12,66 meter pada hari Jumat, dibandingkan dengan ketinggian normal sekitar 21 meter. Rekor level terendah sebelumnya tercatat tahun lalu, namun menjelang akhir Oktober.

Inilah penampakan Sungai Negro di Manaus, Brazil pada tanggal 25 September (atas), dibandingkan dengan lokasi yang sama beberapa bulan sebelumnya, pada tanggal 19 Juni. (Edmar Barros/Associated Press)

Ketinggian air Sungai Negro mungkin akan semakin turun dalam beberapa minggu mendatang berdasarkan prakiraan curah hujan rendah di wilayah hulu, menurut prediksi badan geologi. Andre Martinelli, manajer hidrologi badan tersebut di Manaus, mengatakan sungai tersebut diperkirakan akan terus surut hingga akhir bulan ini.

Gambar komposit menunjukkan dua gambar udara dari lokasi yang sama. Gambar bawah menunjukkan jembatan di atas sungai penuh. Gambar di atas menunjukkan lokasi yang sama, namun sebagian besar jembatan berada di atas daratan, dengan sungai menyusut menjadi pita tipis.
Sungai-sungai lain juga terkena dampak kekeringan. Dalam foto gabungan Manaus ini, bagian Sungai Sao Raimundo yang menghubungkan ke Sungai Negro terlihat pada 25 September (atas) dan di lokasi yang sama pada 20 Juni. (Edmar Barros/Associated Press)

Ketinggian air di Amazon Brazil selalu naik dan turun seiring musim hujan dan kemarau, namun musim kemarau tahun ini jauh lebih buruk dari biasanya. Semua sungai besar di lembah Amazon berada pada tingkat kritis, termasuk Sungai Madeira, anak sungai terpanjang di Sungai Amazon.

Sungai Negro mengaliri sekitar 10 persen lembah Amazon dan merupakan sungai terbesar keenam di dunia berdasarkan volume air. Manaus, kota terbesar di hutan hujan, adalah tempat bertemunya kaum Negro dengan Sungai Amazon.

Seorang pria dengan sweter biru duduk di perahu dayung yang mengapung di air di samping tiang logam tinggi yang menghilang di bagian atas gambar. Dia condong ke arah yang memiliki penanda kedalaman dengan angka yang menunjukkan kedalaman air.
Pekerja dermaga Francisco Ferreira Pinheiro membaca penanda kedalaman di Sungai Negro di pelabuhan Manaus, Brasil, pada hari Jumat. (Edmar Barros/Associated Press)
Juliana Ribeiro
Juliana Ribeiro is an accomplished News Reporter and Editor with a degree in Journalism from University of São Paulo. With more than 6 years of experience in international news reporting, Juliana has covered significant global events across Latin America, Europe, and Asia. Renowned for her investigative skills and balanced reporting, she now leads news coverage at Agen BRILink dan BRI, where she is dedicated to delivering accurate, impactful stories to inform and engage readers worldwide.