Starbucks mengatakan pada hari Senin bahwa serangan ransomware terhadap penyedia perangkat lunak pihak ketiga menghambat kemampuannya untuk melacak jam kerja barista dan mengelola gaji mereka.

Serangan siber pada tanggal 21 November menargetkan pembuat perangkat lunak manajemen rantai pasokan Blue Yonder, yang memungkinkan karyawan Starbucks melihat dan mengatur jadwal mereka serta memungkinkan perusahaan memperhitungkan waktu kerja mereka.

Menurut Starbucks, mereka adalah salah satu dari sejumlah perusahaan yang terguncang oleh serangan tersebut, yang merupakan serangan pertama dilaporkan oleh Wall Street Journal.

Starbucks, yang kemampuannya dalam melayani pelanggan tidak terpengaruh, bekerja sama dengan Blue Yonder untuk menyelesaikan masalah tersebut. Starbucks juga mengatakan pihaknya mengambil langkah-langkah untuk memastikan karyawan mendapat kompensasi penuh atas waktu kerja mereka dengan sedikit gangguan.

Sementara itu, manajer Starbucks mengikuti panduan yang dikeluarkan perusahaan untuk mengatasi pemadaman listrik secara manual.

Blue Yonder, anak perusahaan independen Panasonic, mengonfirmasi bahwa mereka terkena serangan ransomeware minggu lalu dan mengatakan pihaknya berupaya memulihkan semua sistemnya.

“Kami telah menerapkan beberapa protokol defensif dan forensik,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan kepada CBS News.

Blue Yonder tidak mengungkapkan siapa dalang di balik skema ransomware tersebut.

Sumber

Reananda Hidayat
Reananda Hidayat Permono is an experienced Business Editor with a degree in Economics from a Completed Master’s Degree from Curtin University, Perth Australia. He is over 9 years of expertise in business journalism. Known for his analytical insight and thorough reporting, Reananda has covered key economic developments across Southeast Asia. Currently with Agen BRILink dan BRI, he is committed to delivering in-depth, accurate business news and guiding a team focused on high-quality financial and market reporting.