Dengan Roti dan MawarJennifer Lawrence berharap dapat menjelaskan kendali Taliban di Afghanistan, di mana banyak hak perempuan dan anak perempuan telah dirampas.

Pemenang Oscar, yang memproduseri film dokumenter bertajuk Sahra Mani bersama EP Malala Yousafzai, menjelaskan bahwa ada penolakan terhadap proyek tersebut, baik dari masyarakat maupun dari orang yang dicintainya.

“Keluarga dan teman-teman saya pasti mendorong saya untuk tidak (memproduksi film tersebut),” kata Lawrence pada CBS Pagi. “Itu berbahaya. Tentu saja. Tapi ada 20 juta perempuan yang hidupnya dalam bahaya.”

Sementara itu, para troll online juga mengkritik pengalaman Lawrence mengenai masalah ini. “Mereka selalu mengatakan hal yang berbeda. saya melakukan a 60 Menit wawancara dimana saya menjelaskan bahwa saya putus sekolah menengah, jadi secara teknis saya tidak berpendidikan. Jadi menurut saya hal yang umum, terutama dalam subjek ini, adalah ‘Mengapa seseorang yang tidak berpendidikan mencoba berbicara tentang politik?’” ujarnya.

“Saya katakan ini bukan masalah politik, ini masalah kehidupan masyarakat,” tambah Lawrence. “Ini bersifat politis dalam arti bahwa Anda harus mendorong anggota kongres Anda dan Anda harus terlibat untuk membuat pemerintah kita lebih akuntabel, sehingga PBB dapat mengakui apartheid gender. Tapi menurut saya itu tidak politis. Selain itu, saya terdidik dalam pembuatan film, saya terdidik dalam bercerita.”

‘Roti dan Mawar’

Atas perkenan Festival Film Cannes

Setelah pasukan AS menarik diri dari Afghanistan pada tahun 2021, Taliban mengambil alih kendali, mencabut hak perempuan atas pendidikan setelah kelas enam, bekerja atau berjalan di depan umum tanpa pendamping laki-laki.

“Reaksi pertama saya ketika menyaksikan hal itu adalah melakukan apa yang Taliban tidak ingin kami lakukan, yaitu memberikan akses dan fasilitas kepada masyarakat di lapangan untuk menangkap apa yang terjadi di lapangan secara real time,” kata Lawrence. “Karena jelas Taliban berkembang secara rahasia.”

Disutradarai oleh Mani, Roti dan Mawar mengikuti tiga wanita Afghanistan yang diam-diam merekam protes mereka dan hidup di bawah pemerintahan Taliban. “Saya tidak bisa membayangkan tidak bisa naik taksi atau tidak bisa mendengarkan musik,” tambah Lawrence. “Saya tidak dapat membayangkan jika suara saya saja dianggap ilegal.”

Roti dan Mawaryang diakuisisi oleh Apple Original Films setelah ditayangkan perdana di Festival Film Cannes 2023, akan tayang perdana pada hari Jumat di bioskop tertentu di Los Angeles dan Kota New York.

Sumber

Krystian Wiśniewski
Krystian Wiśniewski is a dedicated Sports Reporter and Editor with a degree in Sports Journalism from He graduated with a degree in Journalism from the University of Warsaw. Bringing over 14 years of international reporting experience, Krystian has covered major sports events across Europe, Asia, and the United States of America. Known for his dynamic storytelling and in-depth analysis, he is passionate about capturing the excitement of sports for global audiences and currently leads sports coverage and editorial projects at Agen BRILink dan BRI.