Program Pangan Dunia (WFP) meluncurkan operasi darurat pada hari Minggu untuk memberikan bantuan makanan kepada hingga 1 juta orang yang terkena dampak meningkatnya konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon. WFP mendistribusikan makanan siap saji, roti, makanan panas, dan paket makanan kepada keluarga-keluarga yang mengungsi di seluruh negeri.
Dalam sebuah pernyataan, WFP menekankan perlunya respons kemanusiaan segera, menyusul meningkatnya kekerasan baru-baru ini yang telah menyebabkan ribuan orang mengungsi. “Percepatan konflik yang terjadi akhir pekan ini menggarisbawahi perlunya respons kemanusiaan segera,” kata WFP. Sejak konflik dimulai, organisasi ini telah menjangkau lebih dari 66.000 orang di tempat penampungan.
Untuk mempertahankan upayanya, WFP telah meminta dukungan internasional sebesar $105 juta, memperingatkan bahwa Lebanon sedang mendekati titik puncaknya. “Lebanon berada pada titik puncaknya dan tidak dapat menanggung perang lagi,” kata Corinne Fleischer, direktur regional WFP. “WFP sudah ada di lapangan, tapi kami sangat membutuhkan dana. Yang lebih mendesak lagi adalah masyarakat di kawasan ini membutuhkan perdamaian.”
‘Perpindahan terbesar’
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya jumlah pengungsi, dan memperkirakan bahwa hingga 1 juta orang akan terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat serangan udara Israel. Dia menggambarkan situasi ini sebagai “pengungsian terbesar dalam sejarah Lebanon” dan menyerukan gencatan senjata.
Ketegangan antara Hizbullah dan Israel meningkat setelah Israel mengalihkan fokus militernya ke front utara, yang hampir setiap hari diserang oleh milisi Syiah Lebanon yang didukung Iran sejak 8 Oktober 2023.