Para pemilih kini melihat Wakil Presiden Harris dan mantan Presiden Trump hampir setara dalam menentukan siapa yang paling akan mendukung perekonomian, menurut survei baru.
Jajak pendapat terbaruyang dilakukan oleh The Associated Press/NORC Center for Public Affairs Research, menemukan bahwa pemilih terbagi dalam menentukan siapa yang mereka percayai untuk menangani ekonomi. Harris memperoleh dukungan 41 persen dibandingkan dengan Trump yang memperoleh 43 persen, data menunjukkan.
Sekitar 1 dari 10 pemilih mengatakan mereka sama-sama percaya pada kedua calon partai atau tidak percaya pada kandidat mana pun, menurut survei tersebut.
Mantan presiden tersebut telah berupaya menghubungkan Harris dengan catatan Presiden Biden yang tidak populer terkait inflasi dan agenda “Bidenomics”-nya. Namun, karena ekonomi tampaknya bergerak ke arah yang lebih positif — termasuk pemotongan suku bunga setengah poin — wakil presiden tersebut telah mampu memanfaatkan perubahan tersebut, yang kemungkinan besar membantu mengubah opini publik tentang isu tersebut.
Sebelum keluar dari pencalonan, sekitar 60 persen warga Amerika tidak menyetujui penanganan Biden terhadap ekonomi, menurut jajak pendapat AP-NORC terpisah yang dilakukan pada akhir Juni.
Dalam survei terbaru, 80 persen pemilih terdaftar menyebut ekonomi sebagai salah satu isu terpenting menjelang November.
Survei tersebut mencatat bahwa warga Amerika pada musim panas ini lebih cenderung mengatakan bahwa mereka lebih baik secara finansial di bawah pemerintahan Trump, dan menyarankan penanganan Biden terhadap ekonomi tidak membuat banyak perbedaan dalam kehidupan mereka.
Sekitar sepertiga pemilih mengatakan kondisi ekonomi negara cukup atau sangat baik dan 6 dari 10 mengatakan rumah tangga mereka baik-baik saja, meskipun ada perdebatan politik mengenai ekonomi, menurut jajak pendapat tersebut.
Responden umumnya lebih percaya pada Harris daripada Trump untuk menangani perawatan kesehatan, termasuk aborsi dan kebijakan senjata, serta perubahan iklim. Pemilih menilai calon GOP lebih tinggi dalam hal imigrasi dan menanggapi perang Israel-Hamas, tetapi terbagi atas bagaimana masing-masing kandidat akan menangani kejahatan.
Survei AP-NORC dilakukan pada 12-16 September di antara 1.771 pemilih dan memiliki margin kesalahan 3,4 poin persentase.